HERO Setop Operasional Giant, Bisnis Hypermarket Sehat?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
27 May 2021 14:55
Pengunjung memlih produk yang dijual di supermarket Giant, Pondok Cabe, Tangerang Selata, Rabu (4/3/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pengunjung memlih produk yang dijual di Giant, Pondok Cabe, Tangerang Selata, Rabu (4/3/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan PT Hero Supermarket Tbk. (HERO) menutup Giant seakan mengindikasikan bisnis hypermarket sedang tidak baik-baik saja. Giant yang menggunakan big format atau hypermarket mengalami penurunan pendapatan dalam beberapa waktu terakhir.

Penyebabnya adalah pergeseran kebiasaan masyarakat yang kini lebih senang berbelanja di pasar lebih kecil atau minimarket seperti Indomaret maupun Alfamart.

Namun, bukan berarti hypermarket tidak akan bertahan. Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah menilai kategori ritel itu tetap memiliki segmen pasar tersendiri. Oleh karena itu, harapan untuk hypermarket berkembang tetap ada. Namun, hypermarket jangan hanya menunggu bola atau berdiam diri.

"Akan tetap bertahan, dalam konteks harus berinovasi. Misalkan memang kalau sudah nggak Covid-19, dia harus jadi semacam destinasi, karena dia gede dan lengkap. Tetap akan ada orang yang nggak pengen ke ritel kecil-kecil atau nggak lengkap, tetap pengen ke ritel gede yang lengkap. Jadi tetap ada segmen tertentu yang bisa diraih," katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (27/5/2021).



Penawaran fasilitas itu menjadi daya tarik utama bagi ritel modern dengan big format. Ketika pengunjung bisa mendapatkan banyak hal di tempat tersebut, maka hypermarket tetap bisa menjadi plihan.

"Di dalamnya ada makanan, kopi, teh, campur-campur. Jadi belanja sambil minum dan makan," jelas Budihardjo.

Dengan modal memberikan pengalaman, maka hypermarket bisa bertahan. Karena itu, strategi perang harga seperti yang ada selama ini tidak lagi menjadi pilihan utama ke depan.

"Bukan perang harga, tapi pelayanan. Consumer to consumer cari yang nyaman. Jadi tetap ada market masing-masing," ujar Budihardjo.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Besok Buruh Mulai Boikot Indomaret, Begini Skenarionya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular