Internasional

China Tembak Roket & Bom di Laut China Selatan, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
27 May 2021 14:05
Jet Tempur masa depan China (Ist Wikimedia Commons)
Foto: Jet Tempur masa depan China (Ist Wikimedia Commons)

Jakarta, CNBC Indonesia - China menembakkan sejumlah amunisi di Laut China Selatan (LCS). Jet tempur dilaporkan menembus garis pertahanan dengan meluncur di laut pada ketinggian rendah dan menembakkan roket, peluru meriam, serta menjatuhkan bom udara ke target.

Namun, ini bukan untuk menyerang penentangnya di laut tersebut. Melainkan karena latihan tembakan langsung Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) sejak awal pekan ini.

Melansir media lokal, Global Times, salah satu pesawat yang digunakan dalam latihan itu adalah pesawat bomber JH-7. Pesawat ini disebut berhasil melakukan tembakan akurat dan presisi.

"Sebuah brigade yang melekat pada PLA Southern Theatre Command Naval Aviation Force mengatur pembom tempur JH-7 untuk latihan penembakan langsung pada kisaran target maritim di LCS, dengan fokus pada serangan presisi dan serangan saturasi," kata penyiar negara China Central Television (CCTV).

Beberapa analis militer China menilai bahwa latihan itu merupakan latihan tempur biasa. Meski China sempat dilaporkan panas akhir pekan karena Amerika Serikat (AS) mengirim kapal perang USS Curtis Wilbur memasuki wilayah yang diklaim teritori oleh Beijing.

"Meskipun latihan tersebut menampilkan sejumlah besar pesawat dan amunisi, itu adalah latihan umum dan hanya puncak gunung es dalam hal latihan PLA," kata seorang ahli militer China Song Zhongping.

"Hal tersebut tidak mungkin terjadi, karena satu kapal AS memiliki kemampuan terbatas dan tidak layak menjadi latihan yang ditargetkan."

Meski begitu Song juga menilai bahwa latihan dan persiapan tempur PLA tidak hanya untuk pencegahan. Tetapi juga untuk benar-benar memenangkan perang jika itu terjadi.

Sebelumnya USS Curtis Wilbur berlayar di wilayah Selat Taiwan dan mulai memasuki perairan Kepulauan Paracel yang diklaim Beijing. Washington menyatakan langkah ini sebagai wujud untuk menjaga kebebasan navigasi di perairan itu tapi China menilainya provokatif.

Taiwan hingga kini dianggap China bagian dari teritorinya. Sementara Paracel yang disebut China Xinsha juga diklaim negara ASEAN, Vietnam.

"Tindakan AS mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan kemerdekaan Taiwan, dengan sengaja mengganggu situasi regional dan membahayakan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," kata juru bicara Komando Teater Timur sebagaimana dikutip Reuters.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Turunkan Militer Besar-besaran di LCS, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular