
Hmm, Siap-Siap Proyek Gas Raksasa Masela Bisa Molor Lagi nih

Proyek Telat Bertahun-tahun
Seperti diketahui, saat ini Shell masih memiliki 35% hak partisipasi di Blok Masela, sedangkan sisanya 65% dimiliki oleh Inpex Masela Ltd. Adapun operator blok ini yaitu Inpex Masela Ltd.
Proyek senilai US$ 19,8 miliar atau sekitar Rp 285 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per US$) ini ditargetkan memproduksi 1.600 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 MMSCFD, serta 35.000 barel minyak per hari. Proyek ini diharapkan bisa beroperasi pada kuartal kedua 2027.
Proyek gas Masela ini merupakan salah satu proyek strategis nasional yang tentunya dinanti-nanti. Terlebih, proyek ini sudah direncanakan sejak 2008 ketika Inpex sebagai operator Blok Masela menyerahkan Rencana Pengembangan (Plan of Development/ POD) I kepada pemerintah atau regulator hulu migas saat itu BP Migas - yang kini telah berganti menjadi SKK Migas.
Adapun Kontrak Bagi Hasil (PSC) Inpex dengan pemerintah Indonesia di Blok Masela ini telah ditandatangani sejak 1998. Pada 2000 akhirnya Inpex menemuka cadangan raksasa di Lapangan Abadi dengan potensi cadangan gas 6,97 triliun kaki kubik (TCF).
Pada Desember 2010 sebenarnya pemerintah telah menyetujui POD I ini dengan skema kilang gas alam cair (LNG) terapung di laut (offshore). Namun pada 2015 Inpex meminta revisi POD karena adanya peningkatan cadangan dan mengusulkan peningkatan kapasitas kilang LNG menjadi 7,5 mtpa.
Namun, pada Maret 2016 Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan mengubah skema kilang LNG yang semula terapung di laut menjadi di darat (onshore). Pada 20 Juni 2019 akhirnya pemerintah menyetujui Revisi POD dengan skema kilang LNG di darat.
Berlarut-larutnya proses ini juga berdampak pada rencana mulai beroperasinya kilang LNG Masela ini. Terakhir, proyek kilang ini ditargetkan bisa beroperasi pada 2027 mendatang.
Terus telatnya proyek ini sampai akhirnya saat menyetujui Revisi POD I, pemerintah juga sekaligus menyetujui permohonan untuk alokasi tambahan waktu selama 7 tahun dan perpanjangan Kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contract/ PSC) Blok Masela selama 20 tahun hingga 2055. Semula, Kontrak Bagi Hasil Inpex di Blok Masela berakhir pada 2028.
Namun di tengah kondisi pandemi, belum adanya kepastian pembeli secara penuh dari rencana kapasitas produksi LNG, serta diwarnai rencana hengkangnya salah satu pemegang hak partisipasi, yakni Shell, bukan tak mungkin ini bisa berdampak buruk pada proyek ini. Siap-siap, Indonesia harus menerima kabar buruk lagi dengan kembali mundurnya proyek gas raksasa ini.
(wia)[Gambas:Video CNBC]
