Tragis, Cuaca Dingin Tewaskan 21 Orang Lomba Lari di China

Ratu Rina, CNBC Indonesia
23 May 2021 16:31
People cross a road during snowfall in Beijing, China February 12, 2019. REUTERS/Jason Lee
Foto: Ilustrasi Salju di China (REUTERS/ Jason Lee)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 21 orang tewas ketika cuaca sangat dingin melanda selama perlombaan ultramarathon pada hari Sabtu di Provinsi Gansu yang terjal di barat laut China. Hal ini memicu kemarahan publik atas kurangnya perencanaan darurat, seperti dilaporkan Reuters.

Balapan sejauh 100 km (62 mil) dimulai dari lokasi wisata yang subur di sebuah tikungan di Sungai Kuning, terpanjang kedua di China. Rute ini akan membawa pelari melalui tebing yang dalam dan perbukitan bergelombang di dataran tinggi gersang di ketinggian lebih dari 1.000 meter (3.300 kaki).

Berdasarkan foto yang diposting di akun media sosial dari area pemandangan Hutan Batu Sungai Kuning di Jingtai, sebuah kabupaten di bawah yurisdiksi Kota Baiyin, perlombaan dimulai pada Sabtu pagi dengan para pelari mengenakan kaos oblong dan celana pendek di bawah langit mendung.

Dilansir Xinhua, pejabat dari Baiyin menjelaskan dalam jumpa pers pada hari Minggu, sekitar tengah hari, bagian pegunungan dari perlombaan dilanda hujan es, hujan yang membekukan dan angin kencang yang menyebabkan suhu minus.

Menurutnya, upaya penyelamatan besar-besaran dimulai dengan lebih dari 1.200 penyelamat dikirim, dibantu oleh drone termal, detektor radar dan peralatan pembongkaran. Namun, tanah longsor menyusul cuaca buruk juga menghambat upaya penyelamatan.

Hingga Minggu, 151 peserta telah dipastikan aman dari total 172 orang mengikuti lomba tersebut.

Sementara pelari terakhir yang hilang ditemukan tewas pada pukul 09.30 pada hari Minggu. Wilayah Jingtai mengalami suhu paling rendah 6 derajat Celcius pada hari Sabtu tidak termasuk angin dingin.

Menurut Administrasi Meteorologi China di Beijing dalam sebuah laporan pada Jumat malam mencatat wilayah Baiyin - termasuk Jingtai - diperkirakan akan terjadi angin sedang hingga kuat dari Jumat malam hingga Sabtu.

Sebuah laporan terpisah di situs web layanan cuaca provinsi pada Kamis juga memperkirakan penurunan suhu yang "signifikan" di sebagian besar wilayah Gansu - termasuk Baiyin - hingga Minggu.

Kematian tersebut memicu kemarahan publik di media sosial China, yang ditujukan terutama pada pemerintah Baiyin dan ketidakpuasan atas kurangnya perencanaan darurat.

"Mengapa pemerintah tidak membaca ramalan cuaca dan melakukan penilaian risiko?" tulis seorang komentator.

"Ini benar-benar bencana buatan manusia. Bahkan jika cuacanya tidak terduga, di mana rencana daruratnya?"

Dalam jumpa pers pada hari Minggu, pejabat Baiyin membungkuk dan meminta maaf, mengatakan mereka sedih dengan kematian tragis para pelari dan mengaku bahwa peristiwa ini menjadi kesalahan mereka. Saat ini, pemerintah provinsi Gansu telah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki lebih lanjut penyebab kematian tersebut.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Larang Orang Pamer Harta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular