Malaysia-Singapura-Taiwan Lockdown, Sudah Ada Hasilnya?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 May 2021 15:41
Virus Outbreak Malaysia
Ilusttasi Menara Petronas di Malaysia (AP/Vincent Thian)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah negara di Asia mulai memperketat pembatasan sosial (sosial restriction) untuk menekan penyebaran virus corona. Apakah mulai membuahkan hasil?

Malaysia mulai memberlakukan lockdown, yang dalam 'kearifan lokal' disebut Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) atau Movement Control Order (MCO), pada 18 Mei 2021. Bagaimana perkembangannya?

Well, sepertinya belum. Malah yang ada laju kenaikan kasus semakin cepat.

Pada 19-21 Mei 2021, pasien positif corona di Malaysia bertambah lebih dari 6.000 orang per hari. Ini belum pernah terjadi sejak Malaysia mencatatkan kasus perdana pada Januari tahun lalu.

Sementara Singapura mulai menerapkan pengetatan pada 16 Mei 2021 hingga 13 Juni 2021. Sama seperti di Malaysia, masa-masa awal pemberlakuan masih belum berbuah positif.

Pada 16-21 Mei 2021, rata-rata pasien positif corona di Singapura bertambah 38 orang per hari. Masih lebih tinggi ketimbang rata-rata enam hari sebelumnya yaitu 29 hari.

Sedangkan pemerintah Taiwan memperketat larangan aktivitas dan mobilitas publik mulai 12 Mei 2021 hingga 8 Juni 2021. Seperti di Malaysia dan Singapura, yang terlihat malah pandemi semakin menjadi.

Sepanjang 12-21 Mei 2021, rata-rata pasien positif di Taiwan bertambah 193 orang setiap harinya. Meroket ketimbang rerata 10 hari sebelumnya yang cuma delapan orang per hari.

Halaman Selanjutnya --> Inggris Bolehkan Suporter Nonton di Stadion

Namun kalau melihat apa yang terjadi di Eropa, pengetatan pembatasan sosial lambat laun akan membuahkan hasil. Misalnya di Inggris, yang pada awal tahun ini menerapkan lockdown skala nasional.

Hasilnya nyata. Pasien positif yang awalnya bisa bertambah puluhan ribu orang dalam sehari kini bisa ditekan menjadi 'hanya' ribuan. Bahkan pada 17-18 Mei 2021, tidak ada penambahan kasus sama sekali.

Dengan laju penambahan pasien yang melambat, pemerintah Inggris secara bertahap kembali membuka 'keran' aktivitas publik. Salah satunya di bidang olahraga.

Mulai 17 Mei 2021, pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson mengizinkan pertandingan sepakbola Liga Primer Inggris terbuka bagi penonton di stadion. Kapasitas memang dibatasi, maksimak 10.000 dan hanya untuk suporter tim tuan rumah untuk menekan risiko penyebaran virus corona antar-daerah.

Besok malam waktu Indonesia, Liga Primer musim 2020/2021 akan memainkan laga terakhir. Pertandingan ini sangat spesial karena suporter sudah kembali ke 'rumah' mereka. Atmosfer pertandingan tentu akan lebih seru dan kental dengan emosi.

"Ini akan membuat perbedaan. Kita semua membutuhkan dukungan dalam hidup ini, apakah itu dukungan positif atau cemoohan, apapun itu. Terutama dalam sepakbola, karena permainan ini melibatkan emosi. Kehadiran kembali 10.000 suporter adalah kabar terbaik yang pernah saya terima," tegas Juergen Klopp, Manajer Liverpool, seperti dikutip dari situs resmi klub.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Wah! China Lockdown Kota Karena 70 Kasus Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular