Gencatan Senjata, Israel-Palestina Klaim Menang, What's Next?

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
22 May 2021 13:35
Serangan Altileri Israel ke Gaza
Foto: Satu unit artileri Israel menembakkan peluru ke arah sasaran di Jalur Gaza, di perbatasan Gaza Israel, Rabu, 19 Mei 2021. (AP Photo / Tsafrir Abayov)

Dengan gencatan senjata tersebut, para aktor dunia mengalihkan fokus mereka ke krisis kemanusiaan di Gaza, yang telah bergulat dengan pandemi virus Corona.

Tepat sebelum gencatan senjata pada hari Kamis, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) PBB mengeluarkan permohonan mendesak sebesar US$ 7 juta untuk mendanai "tanggap darurat komprehensif".

Kemudian pada hari Jumat, juru bicara WHO Margaret Harris menandai prioritas "fasilitasi akses langsung atau reguler untuk persediaan kesehatan, petugas kesehatan dan pasien masuk dan keluar dari Gaza dan pembentukan koridor kemanusiaan."

Sementara sebagian dari dana ini juga ditujukan untuk West Bank, fokusnya sebagian besar berada di Gaza, yang satu-satunya fasilitas pengujian Covid-19 dihentikan oleh serangan udara dan listrik hanya menyala selama sekitar empat jam sehari.

Dana Tanggap Darurat Pusat PBB mengatakan konvoi pertolongan pertama akan melewati Gaza pada Jumat malam, dan telah mengeluarkan US$ 18,5 juta untuk upaya kemanusiaan.

Di luar tanggap darurat, perhatian akan tertuju pada rekonstruksi jangka panjang di daerah yang diblokade.

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi minggu ini menjanjikan US$ 500 juta untuk tujuan itu.

Fabrizio Carboni, Direktur Regional Komite Internasional Palang Merah di Timur Tengah dan sekitarnya, mengatakan bahwa "pada blokade, saya berasumsi bahwa ini akan menjadi bagian dari penyelesaian dan diskusi politik yang lebih besar," seperti dikutip dari AFP, Sabtu (22/05/2021).

Tetapi komplikasi mungkin muncul dari fakta banyak pemerintah asing menolak untuk terlibat dengan Hamas, yang ditunjuk sebagai organisasi teroris oleh Uni Eropa dan AS yang menyalurkan upaya mereka melalui Otoritas Palestina yang berbasis di West Bank, yang didominasi oleh saingan Hamas.

Presiden AS Joe Biden "telah berjanji untuk bekerja dengan pihak berwenang Palestina untuk merehabilitasi Gaza sambil berusaha untuk mengesampingkan dan melemahkan Hamas," kata Lovatt.

Tapi mengingat kekuatan Hamas di lapangan, "kebijakan seperti itu bukan hanya tidak realistis ... itu menjanjikan krisis yang berkelanjutan".

"Tidak adanya keterlibatan politik internasional bersama untuk menyelesaikan pendorong inti yang menyebabkan konflik terbaru ini, perang kelima dengan Israel hanya masalah waktu."

(wia)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular