
Mengenal Roket Hamas yang Hantam Israel, Harganya Bikin Kaget

Jakarta, CNBC Indonesia- Pertempuran antar Israel dengan Palestina terlihat belum menemukan ujung, meski desakan gencatan senjata sudah disampaikan oleh berbagai tokoh dunia.
Namun biaya perang tidaklah sedikit. Apakah biaya perang bisa jadi faktor mempercepat gencatan senjata?
Israel menggunakan Iron Dome untuk mencegah rudal yang ditembakan dari Gaza, merusak dan menghancurkan wilayah Yahudi. Biaya untuk operasional Iron Dome ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan setiap rudal yang dihancurkannya.
Namun dikutip dari Jerusalem Post, para pejabat Israel tidak mempermasalahkan biaya Iron Dome karena harganya relevan ketimbang setiap nyawa warga Israel yang hilang maupun bangunan yang hancur bila tidak ada Iron Dome. Jerusalem Post merupakan media yang condong terhadap Israel.
Lebih dari 3.000 roket telah ditembakkan oleh Hamas selama 2 pekan terakhir, sementara jumlah roket yang ada di Palestina diperkirakan mencapai 14.000 unit.
Namun, berapa biaya yang dikeluarkan Hamas untuk terus-terusan menembakkan rudal ke Israel? Apakah ini bervariasi tergantung pada roket jarak jauh yang dapat menghantam Tel Aviv dan Israel tengah dibandingkan dengan roket jarak pendek yang jangkauannya terbatas di sepanjang perbatasan Gaza?
Pakar rudal Uzi Rubin dan Tal Inbar mengatakan bahwa biaya tidak akan signifikan menahan Hamas untuk melakukan gencatan senjata. Beberapa peluncur roket yang mereka miliki, mampu untuk menembakkan empat sampai sembilan rudal sekaligus.
Rubin, yang merupakan pakar militer dari Israel mengatakan mengatakan bahwa roket terbaik Hamas relatif mudah dibuat, murah dan tidak diketahui jangkauannya.
Tidak seperti Hizbullah di Lebanon, yang memiliki beberapa roket jarak jauh dengan presisi yang mahal, Rubin mengatakan bahwa roket jarak jauh Hamas sebenarnya kurang akurat daripada roket jarak pendeknya.
![]() |
Sebuah laporan memperkirakan bahwa roket jarak pendek Hamas yang dinamai Qassam harganya di kisaran US$ 300 sampai US$ 800 atau Rp 4,2 juta sampai Rp 11,2 juta. Nama roket ini berasal dari sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam.
Lebih sedikit informasi publik tentang biaya roket jarak jauh Hamas seperti R-160, M-302D, M302-B, J-80, M-75, Fajr-3, Fajr-5 dan generasi kedua M-75.
Tal Inbar, mantan kepala pusat penelitian luar angkasa Institut Fisher, memperkirakan biayanya mencapai ribuan dolar per roket atau dua hingga tiga kali lebih mahal daripada yang jarak pendek. Ini masih jauh dari biaya pencegat Iron Dome-masing-masing diperkirakan antara US$ 50.000 dan US$ 100.000.
Menariknya, Inbar mengatakan meski biaya bahan dan pembuatan roket murah, namun ada biaya penyelundupan barang-barang tertentu dari Sinai, Sudan dan tempat-tempat lain untuk roket yang tidak dapat dibuat secara lokal.
Dia menambahkan, Hamas tidak memiliki kemampuan hacker dunia maya untuk mencuri dana melalui internet atau memiliki sumber pendapatan lain seperti Hizbullah.
Namun, baik Inbar maupun Rubin mengatakan bahwa Iran mengirimkan atau membayar hampir semua roket. Hal ini berarti bahwa Hamas tidak perlu mengeluarkan biaya apa pun untuk mengisi kembali persenjataannya.
Inbar mencatat pernyataan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada Desember 2020 ketika dia berkata: "Sebagian besar senjata, rudal dan fasilitas yang dimiliki kelompok perlawanan Palestina di Gaza dipasok oleh Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam Iran. Republik Islam menggunakan hubungan diplomatiknya dengan Sudan untuk mendirikan pabrik senjata untuk Gaza di Sudan."
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PM Israel Pastikan Bakal Terus Bombardir Gaza!