
Ramai Nilai AS Setengah Hati Bantu Palestina, Ada Apa Biden?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) menjadi sorotan di tengah konflik Israel-Palestina. Bukan hanya karena AS yang memiliki banyak pengaruh, namun karena Presiden 78 tahun itu seperti "setengah hati" dalam membantu Palestina.
Ia tidak selantang sikapnya saat menentang China dalam permasalahan Uighur. Padahal AS juga menentang penindasan yang dituding terjadi di sana.
Berkali-kali dalam pernyataan sikapnya, Biden menyatakan bahwa Israel hanya melakukan pertahanan diri dari serangan misil yang ditembakkan pejuang Hamas dari wilayah Palestina. Dengan pernyataan seperti ini Biden secara efektif memberi pasukan Israel lebih banyak waktu untuk melakukan serangan terhadap Palestina di sana.
Beberapa analis menyebut bahwa Gedung Putih memiliki beberapa kaidah dalam menjalin hubungan dengan Israel. Negara Yahudi itu merupakan mitra strategis Washington di Timur Tengah, sehingga banyak hal yang dipertimbangkan AS dalam menyelesaikan konflik berkepanjangan ini.
"Ada pedoman yang harus diikuti," kata Aaron David Miller, mantan negosiator perdamaian Timur Tengah AS untuk pemerintahan Demokrat dan Republik, ditulis Reuters, Rabu (19/5/2021).
"Tapi selalu ada ruang untuk hal yang tidak dapat diprediksi."
Lebih lanjut, Biden dirasa tidak punya persiapan khusus dalam menangani konflik Israel-Palestina. Ia cenderung fokus pada pandemi virus corona dan kemerosotan ekonomi di dalam negeri.
Dalam kebijakan luar negeri, Biden mengutamakan permasalahan hubungan dengan China, Rusia, dan Iran. Sehingga soal Palestina dan Israel 'kurang' masuk radar.
Biden membutuhkan waktu hingga Senin (17/5/2021) untuk menyuarakan gencatan senjata pada pertempuran yang terjadi. Itu persis, setelah Israel menghancurkan gedung tinggi Gaza yang menjadi kantor media AS, Associated Press dan organisasi berita Qatar, Al Jazeera.
Israel menembak gedung dengan dalih melindungi diri dari kelompok Hamas, yang disebut negara itu militan. Padahal pertempuran sudah terjadi hampir seminggu.
Meski mengaku tiga kali menelepon Perdana Menteri Isarel Benjamin Netanyahu untuk meminta gencatan senjata, tapi taka da sanksi tegas yang diberikan AS. Paman Sam juga menolak DK PBB yang dirancang Senin untuk mendamaikan kedua kubu.
Sebelumnya, kecaman bagi Biden datang dari sejumlah pihak. Aktor Mark Ruffalo misalnya menyerukan untuk menjatuhkan sanksi kepada Israel, dengan tujuan membebaskan warga Palestina.
"Tolong @Joeiden bergabunglah dengan komunitas dunia dan para pemimpin bipartisan di sini untuk menyerukan #CeasefireNOW (genjatan senjata) dalam konflik yang sedang berlangsung, mematikan dan tidak berarti yang terjadi di Israel dan Palestina. Dunia membutuhkan kepemimpinan Anda," tulisnya kemarin.
Ruffalo juga mengundang masyarakat dunia untuk memberikan dukungan menandatangani petisi yang meminta pemberian sanksi internasional pada industri Israel. Petisi tersebut ditujukan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
"Sanksi terhadap Afrika Selatan (Afsel) membantu membebaskan orang kulit hitamnya, inilah saatnya sanksi terhadap Israel untuk membebaskan warga negara Palestina," cuitnya pemeran Hulk di Avengers itu.
"Perlakuan terhadap rakyat Palestina telah menjadi noda di hati nurani dunia. Sudah waktunya bagi dunia untuk berdiri dan bertindak, untuk menjatuhkan sanksi pada industri-industri utama Israel sampai Palestina diberikan hak sipil yang penuh dan setara."
"Kami menghimbau Anda untuk kepemimpinan moral dan tindakan untuk menyelamatkan nyawa."
Di dunia internasional, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut kealpaan AS sebagai bentuk "menulis sejarah dengan tangan berdarah". Apalagi AS ternyata menjual senjata canggihnya ke Israel.
"Anda (Biden) menulis sejarah dengan tangan berdarah dalam insiden yang merupakan serangan serius yang tidak proporsional di Gaza, yang menyebabkan ratusan ribu orang mati syahid," katanya pada Senin dikutip dari Reuters.
Hal senada juga dilemparkan China. Melalui editorial media The Global Times, China menyebut AS bak perisai untuk Israel. Artikel tersebut rilis kala AS memblokir naskah Dewan Keamanan (DK) PBB, awal minggu ini.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Israel Chaos! Biden Beri Warning ke Netanyahu
