Internasional

Negeri Ini Mati Lampu 2X Seminggu, Presidennya Minta Maaf

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
18 May 2021 15:40
People wear face masks to protect against the spread of the coronavirus and walk past Taipei 101 building after the COVID-19 alert raise to level 3 in Taipei, Taiwan, Saturday, May 15, 2021. Taiwan, which has had enviable success in containing COVID-19, imposed new restrictions in its capital city on Saturday as it battled its worst outbreak since the pandemic began. (AP Photo/Chiang Ying-ying)
Foto: Orang-orang memakai masker untuk melindungi diri dari penyebaran virus corona saat berjalan melewati gedung Taipei 101 setelah peringatan COVID-19 naik ke level 3 di Taipei, Taiwan, Sabtu, 15 Mei 2021. (AP / Chiang Ying-ying)

Jakarta, CNBC IndonesiaTaiwan memberlakukan pemadaman listrik pada Senin (17/5/2021) malam akibat lonjakan permintaan di tengah gelombang panas dan kekeringan. Hal itu membuat kegagalan produksi di pembangkit listrik.

Dikutip Reuters, pemadaman ini merupakan yang kedua kalinya terjadi dalam seminggu terakhir. Kemarahan publik pun meluas terhadap pemerintahan Presiden Tsai Ing-Wen.

Tsai sendiri menyampaikan permintaan maaf atas dua pemadaman tersebut. Ia berjanji untuk memeriksa kembali manajemen daya di pulau itu di tengah perdebatan sengit mengenai kebijakan kelistrikannya.

"Dua insiden seperti itu dalam satu minggu tidak hanya sulit diterima oleh warga, tetapi juga sulit bagi saya untuk menerimanya," kata Tsai, menambahkan cuaca ekstrem dan ekonomi yang berkembang pesat telah menjadi "tantangan besar" bagi manajemen kelistrikan.

Ia juga menambahkan telah menginstruksikan kementerian ekonomi dan penyedia listrik yang dikelola negara Taipower untuk memeriksa kembali perencanaan manajemen mereka.

Taipower mengatakan bahwa mereka mengalami kekeringan dan debit air di PLTA tidak cukup untuk memenuhi permintaan listrik yang melonjak untuk produksi chip dan alat teknologi tinggi lainnya.

Partai oposisi utama Taiwan, Kuomintang, mengatakan pemadaman listrik menunjukkan kebijakan kekuasaan pemerintah tidak memadai dan menyerukan Menteri Ekonomi Wang Mei-hua untuk mundur.

Ekonomi Taiwan tumbuh 8,16% pada kuartal pertama, tercepat dalam lebih dari satu dekade terakhir. Lonjakan ini terjadi karena ledakan "bekerja dari rumah" karena pandemi virus corona memicu permintaan global yang kuat untuk ekspor teknologi tinggi buatan wilayah itu.

Pemerintah Tsai sendiri sedang ingin menghentikan tenaga nuklir untuk energi pulau itu dan telah menargetkan untuk menghasilkan 20% listrik dari energi terbarukan pada tahun 2025, naik dari hanya 5,4% tahun lalu.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kobaran Api Ganas Lahap Gedung di Taiwan, 46 Orang Tewas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular