Antisipasi Lonjakan Kasus Pasca Libur Panjang dan Varian Baru

Rahajeng KH, CNBC Indonesia
17 May 2021 21:00
Menkes Budi Gunadi Sadikin. (Tangkapan Layar Sekretariat Presiden)
Foto: Menkes Budi Gunadi Sadikin. (Tangkapan Layar Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyiapkan sejumlah langkah sebagai antisipasi potensi lonjakan kasus dan mutasi Covid-19 yang ditemukan di daerah. Apalagi momen libur panjang seperti libur lebaran, bisa berpotensi terjadi lonjakan kasus Covid-19 sekitar 30-80%.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadiki mengatakan jumlah tempat tidur untuk isolasi Covid-19 ada 70 ribu dengan keterisian mencapai 20 ribu.

"Jadi masih ada buffer cadangan sebanyak 50 ribu atau 250% dari keterisian tempat tidur isolasi," ujar Budi dalam siaran resmi, Senin (17/05/2021).

Sementara untuk ICU, kapasitas mencapai 7.500 tempat tidur untuk pasien Covid-19. Hingga Minggu (16/05/2021) sudah terisi sebanyak 2.500 kamar.

"Mudah-mudahan pasca Lebaran libur panjang kenaikannya tidak akan setinggi itu sehingga cadangan untuk tempat tidur baik isolasi maupun ICU tidak usah sampai penuh," kata dia.

Dia juga memastikan, obat-obatan juga dilengkapi dan stok-stok obat-obatan di rumah sakit diisi. Demikian juga tenaga-tenaga kesehatan sudah dipersiapkan. Terkait ditemukan dua mutasi baru virus Corona ditemukan di Jawa Timur, Budi meminta semua pihak terkait di tingkat daerah hingga pusat untuk memastikan peningkatan pelacakan terhadap pasien positif Covid-19.

Dua mutasi virus tersebut teridentifikasi berasal dari Afrika Selatan dan yang lainnya dari London yang dibawa pekerjaan migran Indonesia yang datang dari Malaysia.

"Tingkat penularan dari dua mutasi virus ini lebih cepat jika dibandingkan dengan sebelumnya," katanya.


Budi menghimbau masyarakat agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) serta mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro (PPKM Mikro).

Pemerintah daerah pun diminta untuk terus meningkatkan upaya 3T (tracing, testing, dan treatment). Berdasarkan panduan dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO, rasio tes minimal adalah satu per seribu orang per minggu untuk setiap unit terkecil, sehingga untuk Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 270 juta jiwa harus dilakukan sekitar 40 ribu tes Covid-19 dalam satu hari.

"Protokol kesehatan dan protokol PPKM Mikro harus terus dijalankan, terutama terkait penggunaan masker. Tracing-nya 15 kontak erat dalam waktu 72 jam, dan testing-nya juga kalau bisa dilakukan sebanyak-banyaknya, tidak usah takut kelihatan banyak, itu lebih baik karena kita bisa mendeteksi adanya pergerakan mutasi baru," kata Budi
.
Dia juga memastikan jumlah vaksin Covid-19 yang masuk ke Indonesia saat ini mencukupi untuk kebutuhan vaksinasi pada Mei dan Juni 2021.

"Setelah kita agak mengurangi laju vaksinasi karena jumlah vaksin di akhir April (sedikit) dan masuk bulan Ramadhan serta Lebaran, ini saatnya kita kembali menggenjot vaksinasi," ujarnya.

Untuk itu pemerintah daerah bisa memaksimalkan vaksinasi bagi warga lanjut usia (lansia). Apalagi saat ini sejumlah daerah mencatat kenaikan kasus kematian lansia karena belum divaksinasi, salah satunya di Yogyakarta. Menurutnya, vaksinasi terhadap lansia paling banyak dilakukan di DKI Jakarta dan Bali. Kondisi ini diharapkan bisa mengurangi jumlah lansia yang masuk RS dan wafat.

"Pastikan vaksinasinya ditingkatkan lagi, diperbanyak lagi terutama untuk para lansia sebab merekalah yang paling rentan. Tingkat masuk RS tinggi dan fatal," kata Budi.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Disebut Lokasi Mutasi Covid Super, Kemenkes: Jangan Panik!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular