Wow.. Ekonomi RI -0,74%, Nomor 2 di Asia! Tapi dari Bawah...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 May 2021 12:02
Demo Tolak Omnibus Law di Patung Kuda
Foto: Demo Tolak Omnibus Law di Patung Kuda, Selasa, (20/10/2020). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021. Hasilnya, Produk Domestik Bruto (PDB) Ibu Pertiwi tumbuh negatif atau terkontraksi 0,74% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Dengan demikian, kontraksi ekonomi Indonesia genap terjadi selama empat kuartal beruntun atau tepat setahun. Indonesia masih terjebak di 'jurang' resesi ekonomi.

Namun masih ada kabar baik. Setidaknya kontraksi ekonomi Indonesia semakin landai.

Pada kuartal II-2020, pertumbuhan ekonomi tercatat -5,32% yoy, terparah sejak 1998. Pada kuartal I-2021, kontraksinya sudah di bawah 1% yoy.

Sebelumnya, sejumlah negara telah merilis pencapaian pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021. Bagaimana kinerja Indonesia dibandingkan negara-negara tersebut?

Well, ternyata tidak terlalu baik. Mengutip catatan Trading Economics, ada delapan negara yang sudah mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Januari-Maret 2021. Dari delapan negara itu, Indonesia menempati urutan kedua dari bawah, hanya lebih baik dari Kazakhstan.

Halaman Selanjutnya --> Corona Mengancam Asia

Pada kuartal I-2021, pencapaian ekonomi Asia lumayan oke. Hanya dua negara yang masih tumbuh negatif (salah satunya Indonesia), sisanya positif.

Akan tetapi, awan mendung kembali menggelayut di Benua Kuning. Gara-gara apa lagi kalau bukan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Setelah sempat rada jinak, virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu 'menggila' lagi.

Misalnya di Vietnam. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di Negeri Paman Ho per 5 April 2021 adalah 2.996 orang. Bertambah 11 orang dari hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, tambahan pasien baru selalu dua digit.

Selama dua minggu terakhir, rata-rata tambahan pasien baru adalah 14 orang setiap harinya. Lebih tinggi dibandingkan rerata dua pekan sebelumnya yaitu 11 orang.

Demikian pula Singapura, yang secara mengejutkan mampu membukukan pertumbuhan ekonomi positif. Per 4 Mei 2021, jumlah pasien positif corona di Negeri Singa adalah 61.235 orang. Bertambah 17 orang dibandingkan hari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata kasus baru bertambah 27 orang per hari. Lebih tinggi dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 25 orang saban harinya.

Dibandingkan Indonesia, kasus positif di Singapura memang tidak ada apa-apanya. Namun angka itu sudah membuat pemerintah Singapura ambil kuda-kuda.

Mulai 8 Mei 2021, pemerintah Singapura akan mengetatkan kebijakan pembatasan sosial (social restrictions). Para pendatang yang tiba di Singapura dalam tiga pekan terahir akan diperiksa kondisi medis dan riwayat perjalanannya. Mereka yang kedapatan pernah mengunjungi negara-negara berisiko wajib menjalani karantina selama 21 hari.

Kebijakan lain adalah kumpul-kumpul dibatasi maksimal lima orang. Sementara kegiatan olahraga di dalam ruangan seperti fitness akan ditutup sementara.

Berbagai pembatasan ini, jika terus terjadi, tentu akan membatasi ekspansi ekonomi. Oleh karena itu, prospek ekonomi Asia masih penuh tanda tanya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular