Internasional

Fix Perang Saudara, Oposisi Myanmar Buat Tentara Lawan Junta

News - Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
06 May 2021 07:30
Akisi demo di Myanmar terus berlanjut. AP/ Foto: Akisi demo di Myanmar terus berlanjut. AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan sipilĀ Myanmar yang digulingkan di kudeta junta militer 1 Februari kini dilaporkan membentuk "tentara" sendiri.

Sebelumnya para politisi pro Aung San Suu Kyi itu telah membentuk pemerintahan bayangan dan menyebut diri mereka "Pemerintah Persatuan Nasional (NUG)".

Melansir AFP, mereka membentuk "kekuatan pertahanan rakyat", kelompok yang bertugas menahan aksi kekerasan yang dilakukan pasukan junta kepada warga pro-demokrasi.

"Pendirian kelompok ini dimaksudkan sebagai pendahuluan untuk membentuk Tentara Persatuan Federal," ujar NUG dalam sebuah pernyataan dikutip Kamis (6/5/2021).

NUG mendapatkan dukungan dari beberapa milisi-milisi etnis yang berada di Myanmar. Mereka bersatu untuk mengalahkan tentara junta yang memang dilatih dengan baik.

Milisi mengutuk kudeta militer dan penggunaan kekerasan terhadap warga sipil tak bersenjata.Data kelompok pemantau lokal AAPP, setidaknya 770 orang kehilangan nyawa dan 4.000 orang ditangkap.

NUG sendiri bekerja di "bawah tanah". April lalu, NUG sempat mengumumkan siapa saja menteri kabinet mereka.

Sebelumnya ancaman perang saudara sudah disinyalkan PBB. Lembaga itu menyebut Myanmar bisa menjadi "next Suriah", menuju konflik besar-besaran.

Kepala Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Michelle Bachelet memperingatkan kemungkinan kejahatan kemanusiaan terjadi. Ia mendesak negara-negara mengambil tindakan yang mendorong junta militer menghentikan apa yang disebutnya "penindasan dan pembantaian ke rakyat".

"Saya khawatir situasi di Myanmar menuju konflik besar-besaran," katanya dalam sebuah pernyataan dilaporkan AFP.

"Ada kemiripan yang jelas dengan Suriah di 2011," ujarnya lagi memperingatkan perang saudara di negeri Timur Tengah itu, yang telah menewaskan 400.000 orang dan memaksa enam juta warga mengungsi.

Sebelum pemilu November 2020 lalu, Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan Myanmar akan bangkit kembali dengan kuat. Ekonomi tumbuh sekitar 6% pada 2021 selama pandemi Covid-19.

Namun, harapan tumbuhnya ekonomi pupus tak lama setelah junta militer melakukan kudeta pada 1 Februari 2021 lalu. Ramalan terbaru Bank Dunia mengungkapkan ekonomi Myanmar berada dalam "bahaya yang mengerikan".

Ekonomi Burma diproyeksikan akan berkontraksi sebesar 10% tahun ini karena dampak dari pengambilalihan militer. Selama 80 hari setelah kudeta, tanda ekonomi terjun bebas semakin meluas.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Junta Terbitkan Memo 'Habisi Semua Pengunjuk Rasa' Myanmar


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading