
RI Butuh Tambahan Tangki Minyak 13 Juta Barel Sampai 2030

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski kini dunia berlomba-lomba mengurangi pemakaian energi fosil, termasuk minyak dan gas bumi (migas), namun ini belum berdampak pada Indonesia. Negara ini bahkan diperkirakan membutuhkan lebih banyak minyak dalam 10-20 tahun mendatang.
PT Pertamina International Shipping, Subholding Shipping Pertamina, memperkirakan peningkatan kebutuhan minyak di masa depan membuka peluang bisnis lebih besar lagi, salah satunya bisnis tangki penyimpanan (storage) minyak yang berpotensi memerlukan tambahan kapasitas sekitar 6-13 juta barel dalam 10 tahun mendatang.
Hal tersebut disampaikan oleh Dian Prama Irfani, Manager Business Development Pertamina International Shipping.
"Demand akan liquid product akan tumbuh sampai 2030 dan peak pada 2040. Indonesia masih punya kesempatan untuk mengalami dua dekade liquid product. Pertumbuhan liquid ini menyebabkan adanya bisnis turunan demand atas logistik dan storage, ini membuka peluang untuk mengangkat bisnis storage," bebernya di Jakarta, Rabu (05/05/2021).
Dia mengatakan, saat ini Pertamina menguasai pasar tangki minyak sebesar 78%, dan 22% selebihnya masih dilayani oleh pihak ketiga.
Saat ini storage minyak masih dikelola Holding PT Pertamina (Persero). Ke depan, pihaknya berharap agar pengelolaan tangki minyak ini dikelola oleh PT PIS sebagai perusahaan logistik kelautan terintegrasi (integrated marine logistic company).
Setelah resmi menjadi Subholding Shipping Pertamina, Pertamina pun kini mengalihkan semua aset kapal hingga terminal dan storage BBM dan LPG kepada PIS.
Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengatakan kini PIS mengelola 750 armada kapal, di mana 540 milik sendiri dan selebihnya sewa, serta mengelola enam pelabuhan dan terminal BBM dan LPG.
"Dengan telah sahnya Pertamina International Shipping jadi Subholding Pertamina, semua aset kapal, sarana dan enam port dan terminal BBM dan LPG dikelola PIS. Yang dikelola PIS adalah 750 armada di mana 540 milik sendiri, dan sisanya sewa," paparnya.
Berdasarkan data Pertamina, setidaknya perseroan telah memiliki kapasitas tangki penyimpanan BBM mencapai 798 ribu kilo liter (kl) di empat terminal BBM yang ada saat ini, yakni di Pulau Sambu 311.072 kl, Tanjung Uban 319.641 kl, Kotabaru 64.217 kl, Bau-bau 103.000 kl, dan 191 ribu metrik ton (MT) storage LPG di Terminal Tanjung Sekong 98.000 metrik ton (MT) dan Tanjung Uban 93.000 MT.
Ke depan, perusahaan juga tidak hanya memperluas bisnis di dalam negeri, tapi juga di luar negeri. PIS pun mengincar tiga negara di Asia Tenggara untuk melakukan ekspansi bisnis logistiknya, antara lain di Thailand, Vietnam, dan Filipina.
"Beberapa negara ASEAN high growth karena GDP naik, peningkatan demand energi membuka potensi, dari demand logistik dan storage," ujarnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terminal BBM Sambu Pertamina Siap Jadi Trading Hub di ASEAN
