Daya Beli Masih Lemah, Konsumsi Minus 2% Lebih di Q1-2021

Jakarta, CNBC Indonesia - Konsumsi rumah tangga masih tumbuh negatif alias terkontraksi pada kuartal I-2021. Padahal pos ini adalah penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran.
Pada Rabu (5/5/2021), Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia pada tiga bulan pertama 2021 tumbuh -0,96% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq). Sementara dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) , ekonomi Indonesia tumbuh 0,74-%.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga membukukan pertumbuhan -2,23% yoy. Sementara investasi atau Penanaman Modal Tetap Bruto (PDB) masih terkontraksi 0,23% yoy. Dua kelompok tersebut adalah penyumbang utama dalam pembentukan PDB sehingga kontraksi keduanya mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan.
"Konsumsi rumah tangga meski kontraksi tetapi menuju arah perbaikan dan diharapkan pandemi cepat berlalu sehingga konsumsi bisa mengalami perbaikan pada triwulan mendatang. Sementara PMTB mengalami perbaikan signifikan, pada triwulan IV-2020 lalu terkontraksi dalam 6,15% yoy dan triwulan I-2021 ini terkontraksi tipis 0,23%," kata Suhariyanto, Kepala BPS, dalam jumpa pers.
Kontraksi konsumsi rumah tangga dan PMTB tidak bisa tertutup oleh pertumbuhan positif di ekspor dan konsumsi pemerintah. Pada kuartal I-2021, konsumsi pemerintah tumbuh 2,96% yoy dan ekspor naik 5,27% yoy.
"Satu hal yang menghambat konsumsi pemerintah adalah realisasi APBD, belanja barang jasa dan pegawai APBD kontraksi. Bapak Presiden sudah mengingatkan daerah agar merealisasikan anggaran. Kalau bisa diwujudkan, maka konsumsi pemerintah akan membantu pemulihan ekonomi dengan pertumbuhan cukup kuat," jelas Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto.
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masih Resesi, Ekonomi RI Q1 Diramal Tumbuh -1% Hingga -0,1%
