Cabai Rawit Merah Alami Deflasi pada April, Ini Analisis BPS

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
03 May 2021 20:55
Sejumlah pedagang melakukan bongkar muat cabai rawit merah di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Jumat (26/2/2021). Cabai rawit merah kini naik 100 ribu per kilogram yang sebelumnya hanya 60 ribu per kilogram, kenaikan diduga faktor dari cuaca ekstrem. Susanto (58) pedagang asal Jawa Tengah yang membuka lapak di Los H mengatakan
Foto: Penjualan cabai rawit merah di Pasar Kramat Jati, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga cabai rawit merah dalam beberapa bulan lalu mengalami lonjakan harga hingga mencapai Rp 140 ribu per kilogram. Kini, mulai April 2021, secara perlahan, harga komoditas itu mulai mengalami penurunan.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto menjelaskan inflasi pada April 2021 sebesar 0,13% secara bulanan atau month to month (mtm), atau naik dari bulan sebelumnya yang hanya 0,08%.

Kendati inflasi mengalami kenaikan, beberapa komoditas pada April juga mengalami penurunan harga atau deflasi.

"Untuk komoditas penyumbang deflasi yaitu cabai rawit karena adanya masa panen di beberapa sentra produksi cabai rawit pada Maret ini. Sehingga stok di pasaran cukup banyak," jelas Setianto pada konferensi pers virtual, Senin (3/5/2021).

Komoditas yang memberikan andil deflasi, yakni cabai rawit 0,05 %. Ada pula cabai merah besar dan bawang merah yang andil masing-masing 0,02%.

Pada bulan Maret 2021, komoditas cabai rawit masih menyumbang inflasi. BPS mencatat, cabai rawit menyumbang inflasi sebesar 0,04%. Kemudian, komoditas bawang merah juga tercatat punya andil inflasi hingga 0,02%. Dengan kata lain, terjadinya deflasi mulai menunjukkan adanya penurunan harga yang diterima oleh konsumen.



Setianto melanjutkan, selain cabai rawit yang mulai menyumbang deflasi, komoditas beras yang menjadi makanan pokok masyarakat juga menyumbang deflasi sebesar 0,01%. Selain itu, komoditas sayuran seperti bayam dan kangkung juga memberi andil deflasi yang sama.

Seperti diketahui, pada Maret 2021, data pusat informasi harga pangan strategis (PIHPS) Nasional mencatat harga cabai rawit merah di pasar tradisional tanah air sempat tembus Rp 140 ribu per kg.

Kenaikan harga cabai rawit merah hingga tembus di atas Rp 100 ribu per kg terjadi baik di pasar tradisional maupun modern. Fenomena ini pernah terjadi kurang lebih empat tahun silam. Tepatnya pada Maret 2016, harga cabai rawit merah juga tembus Rp 100 ribu per kg.

Ada beberapa penyebab utama dibalik melesatnya cabai rawit merah. Pertama adalah masalah cuaca ekstrem. Awal tahun biasanya diawali dengan hujan deras yang membuat banjir melanda berbagai wilayah di Tanah Air.

Hujan deras dan banjir mengakibatkan tanaman cabai yang sangat sensitif dengan kadar air menjadi mudah busuk dan rentan terserang penyakit. Tentu saja gagal panen adalah konsekuensi utamanya.

Gagal panen membuat pasokan cabai di pasaran menipis. Inilah yang diungkapkan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Luthfi dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Deflasi 0,16% Pada Juni 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular