Resto Dituding Picu Klaster Corona, Pengusaha Tak Terima!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
03 May 2021 20:34
Petugas membersihkan meja makanan di Restoran di Kawasan Benhil, Jakarta, Selasa 6/4. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta ingin pemerintah meningkatkan kapasitas jumlah pengunjung yang bisa makan di tempat alias dine in di tempat makan menjadi 75 persen saat masa buka bersama (bukber) puasa sepanjang Ramadan. Saat ini, kapasitas pengunjung dine in hanya boleh 50 persen. Kebijakan ini diterapkan karena pemerintah masih melangsungkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro. Terkait hal ini, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Gumilar Ekalaya mengatakan belum ada perubahan aturan terkait kapasitas jam operasional restoran saat momen buka puasa bersama seperti dikutip CNN Indonesia. Namun, pemerintah tetap membuka masukan dari pengusaha. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Gumilar Ekalaya juga mengatakan pihaknya tidak melarang pelaksanaan kegiatan buka puasa bersama (bukber) di restoran atau rumah makan di masa pandemi Covid-19. Menurut Gumilar, waktu pelaksanaan kegiatan bukber tidak melanggar ketentuan dalam PPKM Mikro. Meski tidak melarang, Gumilar mengingatkan kegiatan buka bersama harus tetap menerapkan protokol kesehatan. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Restoran. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menganalisa bahwa cara buka bersama (bukber) menjadi salah satu sumber munculnya klaster Covid-19 baru, termasuk di perkantoran.

Namun, pengusaha di kalangan restoran menolak anggapan tersebut. Menurut Wakil Ketua bidang Restoran Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Emil Arifin, aturan yang masih berlaku saat ini tetap di kapasitas 50% pengunjung di restoran.

"Restoran kapasitas masih sama, walau boleh (dibuka) tapi kapasitas sama jadi nggak bisa. Kalau klaster terjadi karena restoran, nggak deh karena protokol kesehatan double standard, terutama di mal," kata Emil kepada CNBC Indonesia, Senin (3/5/21).

"Kalau terjadi di kantor, memang orang di kantor lama ketemu di kantor, jangan salahin restorannya, praktisnya kapasitas 50% tetap saja. Peningkatannya bukan di resto, kemungkinan di kantor, tapi mungkin di kendaraan umum, kita nggak tahu," lanjutnya.

Ia bilang bila restoran mencoba melanggar protokol kesehatan, maka ada sanksi yang menanti. Hal ini terjadi misalnya di Solo, sda sejumlah rumah makan yang kedapatan melanggar protokol kesehatan saat buka bersama dan mendapat peringatan dari Satpol PP. Hal itu seperti menggambarkan animo masyarakat untuk berbuka bersama.

Emil mengakui saat ini masyarakat lebih berani untuk keluar dan berkumpul bersama kerabatnya di momen bukber. Namun, Emil menilai tidak ada peningkatan berarti dari sisi omzet restoran karena sejak siang harinya restoran banyak yang tutup.

"Meskipun sore lebih ramai, namun karena siangnya kosong tidak beroperasi, secara overall pendapatan ya sama saja. Omset malam seperti untuk menutupi ke siang," sebut Emil.

Potensi meningkatnya jumlah pengunjung ketika bukber mendapat sorotan Pemerintah. Kementerian Kesehatan mengkhawatirkan kemunculan klaster penularan buka bersama dan tarawih di bulan Ramadhan bisa menyebabkan super spreader virus Corona. Terlebih kedua agenda tersebut biasanya menjadi ajang berkumpulnya orang-orang dari berbagai tempat.

"Beberapa minggu ini muncul berbagai klaster seperti klaster perkantoran, klaster buka bersama (bukber) klaster tarawih di Banyumas, klaster mudik di Pati, dan klaster takziah di Semarang," kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dikutip dari detikcom

Saat mengadakan kegiatan buka bersama, otomatis banyak yang melepas masker untuk makan. Melepas masker sambil makan dan berbicara tentu meningkatkan risiko keterpaparan.

"Pada prinsipnya, berbicara pada saat makan bersama menjadi faktor yang sangat memungkinkan terjadinya penularan virus Corona," sebutnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bangkit Lawan Covid, Pengusaha Hotel Minta Ini ke Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular