RI Patok PLTP Cuma Nambah 2.400 MW Sampai 2030, Kenapa?

News - Anisatul Umah, CNBC Indonesia
03 May 2021 13:25
Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Sokoria sebanyak 5 MW/Gustidha Budiartie Foto: Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Sokoria sebanyak 5 MW/Gustidha Budiartie

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan penambahan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) hanya sebesar 2.400 mega watt (MW) hingga sepuluh tahun ke depan.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian ESDM, Harris. Dia mengatakan, mulanya sampai dengan 2035 atau 15 tahun ke depan ditargetkan akan ada penambahan pembangkit panas bumi sebesar 9.300 MW. Namun karena adanya pandemi Covid-19 membuat permintaan listrik menurun. Alhasil, pemerintah juga akan menyesuaikan pasokan listrik dengan proyeksi permintaan.

Hingga 2020 kapasitas terpasang PLTP Indonesia baru sebesar 2.130,7 MW. Bila hanya ditargetkan bertambah 2.400 MW, maka artinya hingga 2030 total kapasitas terpasang PLTP RI diperkirakan hanya sekitar 4.530,7 MW. 

"Sampai dengan 2035 kami menargetkan kapasitas pembangkit (PLTP) 9.300 MW. Tapi saat ini ada sedikit perlambatan karena kondisi demand listrik sedikit terganggu akibat Covid," ungkapnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (03/05/2021).

Tidak hanya akibat pandemi, menurutnya pertumbuhan ekonomi yang tidak sesuai target awal juga menjadi kendala. Bahkan, sebelum pandemi pun pertumbuhan ekonomi tidak seperti yang diharapkan, sehingga ada koreksi proyeksi permintaan dan pasokan listrik ke depan.

"Dan juga kita melihat pertumbuhan ekonomi sebelum Covid pun juga tidak seperti beberapa tahun sebelumnya, sehingga berdampak pada demand dan supply," paparnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini sedang disusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dari PT PLN (Persero) yang akan berlaku 10 tahun ke depan.

Untuk itu, pihaknya menargetkan dalam 10 tahun ke depan tambahan kapasitas terpasang PLTP sebesar 2.400 MW.

"Diharapkan RUPTL di dalam 10 tahun ke depan, ada tambahan kapasitas PLTP sebesar 2.400-an MW akan masuk, dan akan kita selesaikan sisanya setelahnya," jelasnya.

Dia mengatakan, selain potensi sumber daya yang besar, panas bumi juga termasuk jenis energi baru terbarukan yang dapat diandalkan karena tidak dipengaruhi musim, bisa berproduksi konstan, bisa menjadi penopang beban dasar (base load) dan bisa berproduksi 90%-95% per tahun.

Kondisi ini berbeda bila dibandingkan dengan EBT lainnya, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang produksinya tergantung cuaca dan bisa terkendala musim.

"Walau hujan, PLTP bisa produksi konstan dan bisa produksi 90%-95% per tahun, ini jadi modal bagus buat panas bumi, salah satu jenis EBT jadi base load PLN," tuturnya.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, kapasitas terpasang PLTP hingga 2020 baru mencapai 2.130,7 MW. Adapun potensi sumber daya panas bumi RI mencapai 23.965,5 MW, terbesar kedua setelah Amerika Serikat 30.000 MW.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

RI Abaikan Harta Karun Energi Terbesar Ke-2 Dunia, Ada Apa?


(wia)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading