
Pandemi Covid Brutal India: RS Terbakar Hingga Krisis Oksigen

Jakarta, CNBC Indonesia - Peristiwa kebakaran terjadi di sebuah rumah sakit diĀ India Barat, Sabtu (1/5/2021) waktu setempat. Peristiwa itu menewaskan 18 pasien penderita Covid-19.
Melansir ABC News, Minggu (2/5/2021), kebakaran terjadi di bangsal Covid-19 yang berada di lantai dasar Welfare Hospital di Bharuch, sebuah kota di negara bagian Gujarat. Api berhasil dipadamkan satu jam setelahnya. Saat ini, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan oleh otoritas setempat.
Menurut petugas polisi setempat B.M Parmar, sebanyak 31 pasien berhasil diselamatkan oleh petugas rumah sakit dan petugas pemadam kebakaran. Mereka dalam kondisi stabil. Akhir bulan lalu, kebakaran juga terjadi di unit perawatan intensif dan menewaskan 13 pasien positif Covid-19 di daerah Virar di dekat Mumbai.
Seperti diketahui, pemerintah India pada Sabtu telah menyerukan kampanye vaksinasi yang mengatakan semua orang dewasa berusia 18 tahun ke atas bisa mendapatkan vaksinasi.
Sejak Januari, hampir 10% populasi India telah menerima satu dosis suntikan vaksin Covid-19 dan baru 1,5% yang telah menerima vaksin dalam dua suntikan. Padahal India merupakan salah satu negara produsen vaksin Covid-19 terbesar di dunia.
Beberapa negara bagian telah mengatakan mereka tidak memiliki dosis yang cukup untuk melakukan vaksinasi kepada masyarakat. Pun upaya berkelanjutan untuk menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada usia di atas 45 tahun juga terbatas. Bahkan negara bagian Maharashtra mengatakan belum bisa memulai vaksinasi.
Menteri Kesehatan New Delhi, Satyender Jain menjelaskan, awal pekan ini kota tersebut tidak memiliki cukup dosis vaksin Covid-19 untuk melakukan vaksinasi masyarakat yang berusia antara 18 dan 44 tahun.
New Delhi juga memperpanjang karantina wilayah atau lockdown dalam rentang satu minggu, sebagai upaya untuk menekan lonjakan kasus virus Covid-19. Hal tersebut diungkapkan oleh pejabat setempat Arvind Kejriwal dalam sebuah cuitannya.
Semua toko dan pabrik akan tetap tutup hingga 9 Mei, dikecualikan bagi usaha yang menyediakan layanan penting seperti toko bahan makanan.
Dalam seminggu tersebut, masyarakat tidak boleh meninggalkan rumah mereka, kecuali untuk beberapa alasan seperti mencari perawatan medis atau pergi ke bandara atau ke stasiun kereta api. Para pegawai harian dan usaha kecil diperkirakan akan mendapatkan pukulan lebih lanjut akibat karantina wilayah ini.
Kementerian Kesehatan India pada Sabtu melaporkan kasus harian Covid-19 mencapai 401.993. Adanya penambahan kasus tersebut membuat kasus aktif pasien Covid-19 di India menjadi 19,1 juta jiwa. Dalam 24 jam terakhir, ada 3.523 orang meninggal dunia, yang membuat angka kematian menjadi 211.853.
RS di ibu kota India telah mengeluhkan keadaan darurat yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak teratur dari produsen. Ini karena peningkatan permintaan yang tiba-tiba yang disebabkan oleh lonjakan besar infeksi.
Menghadapi lonjakan Covid-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memenuhi rumah sakit dan krematorium, pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi menggambarkan pandemi itu sebagai "krisis sekali dalam satu abad."
Modi mengadakan pertemuan kabinet pada hari Jumat yang membahas langkah-langkah untuk menyelamatkan sistem kesehatan negara yang runtuh. Langkah-langkah Modi antara lain menambah tempat tidur rumah sakit, menyelesaikan masalah dalam produksi, penyimpanan dan pengangkutan oksigen serta mengatasi kekurangan obat-obatan esensial.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rumah Sakit Penuh, India Keteteran Hadapi Lonjakan Covid-19