
Sederet Fakta Jembatan Terpanjang RI yang Dieksekusi Jokowi

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana pembangunan jembatan terpanjang Indonesia, yang menghubungkan Pulau Batam - Bintan di Kepulauan Riau sepanjang 7 kilometer ini akan segera terealisasi dalam beberapa tahun ke depan. Jembatan berkonsep tol yang sudah menjadi wacana dari tahun 2005 ini ditargetkan tuntas sebelum 2024 pada masa pemerintahan Presiden Jokowi.
Pembangunan jembatan ini akan terdiri atas dua segmen yaitu, Pulau Batam - Pulau Tanjung Sauh sepanjang 2,124 kilometer dengan vertical cleareance 20 meter, dan segmen Tanjung Sauh - Pulau Buau - Pulau Bintan 5,561 kilometer dengan vertical clearance 40 meter.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyarankan untuk memisahkan proses pembangunan kedua segmen jembatan itu. Hal ini agar proses pekerjaan lebih terbuka dan cepat selesai.
Mekanisme pembiayaan menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam hal penyediaan infrastruktur. Skema ini digunakan mengingat adanya keterbatasan APNB dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur yang menyebabkan adanya selisih pendanaan (funding gap) yang harus dipenuhi.
"Tugas kita dari pemerintah mulai dari perencanaan dan pembiayaan melalui APBN sudah di siapkan, sekarang tinggal penyelesaian proses KPBU dengan pihak investor," kata Suharso.
Menurut Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad mengatakan pembangunan jembatan Batam - Bintan diperkirakan menelan anggaran sebesar Rp 13,12 triliun, yang sebagian bersumber dari APBN. Jembatan ini akan mengembangkan wilayah yang menjadi jalur pembangunan pulau Tanjung Sauh.
"Keberadaan jembatan Batam - Bintan ini penting, tidak hanya menjadi salah satu ikon nasional, tetapi juga akan memacu pertumbuhan ekonomi di Batam - Bintan juga Kepulauan Riau keseluruhan," jelasnya.
Ansar mengaku jembatan ini juga sudah ditunggu-tunggu oleh masyarakat, dan mampu menjadi mesin baru untuk mendorong perekonomian Kepulauan Riau.
Mantan Anggota DPR RI Komisi V ini juga mengklaim jumlah kunjungan wisatawan mancanegera di Kepulauan Riau sebelum pandemi menduduki ranking kedua terbanyak secara nasional setelah Bali. Daerah penyumbang antara lain Batam dan Bintan.
Direktur Pembangunan Jembatan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Yudha Handita Pandiriawan mengatakan progres saat ini masih dalam tahap finalisasi pembahasan KPBU dan diharapkan segera mulai konstruksi, calon jembatan terpanjang di Indonesia ini.
"Bapak Menteri PUPR dan Presiden berharap 2024 tidak ada pembangunan fisik. Itu menjadi concern kami, maka targetnya sebelum 2024 jembatan ini sudah selesai," katanya, dalam keterangan resmi.
Yudha menjelaskan desain awal pembangunan jembatan ini sudah dibuat oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau pada 2005 dan diperbarui tahun 2010. Namun karena kedepan berbentuk jembatan tol atau kendaraan yang lewat akan dikenakan tarif, sehingga terdapat perubahan desain agar menyesuaikan standar tol. Di mana lebar jembatan yang sebelumnya 28 meter disesuaikan menjadi 33 meter.
Halaman Selanjutnya >> Singapura Incar Proyek Jembatan Terpanjang RI