Tekan Dampak Negatif, Sekolah Tatap Muka Tak Tergantikan

rah, CNBC Indonesia
27 April 2021 12:48
Suasana uji coba pembelajaran tatap muka hari pertama di SDN Cipinang Melayu 08 pagi, Jakarta, Rabu (7/4/2021). Pemerintah Provinsi DKI melakukan uji coba pembelajaran tatap muka terbatas di 85 sekolah mulai 7 April hingga 29 April 2021 dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat. Skema yang akan diterapkan adalah pembelajaran tatap muka secara bergantian di dalam ruangan maksimum 50 persen dari kapasitas ruangan. Kepala Sudin Pendidikan Wilayah 2 Jakarta Timur, Putoyo saat ditemui CNBC Indonesia mengatakan
Foto: Suasana uji coba pembelajaran tatap muka hari pertama di SDN Cipinang Melayu 08 pagi, Jakarta, Rabu (7/4/2021). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 membuat masyarakat harus banyak melakukan kegiatan dari rumah untuk mencegah penyebaran. Akibatnya, selama satu tahun siswa harus belajar secara daring dan menimbulkan dampak sosial negatif, seperti putus sekolah, penurunan capaian belajar. Saat ini baru 22% sekolah yang sudah melakukan sekolah tatap muka terbatas.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan sekolah tatap muka tetap tidak dapat tergantikan meski ada pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dengan adanya sekolah tatap muka terbatas, ada potensi kehilangan satu generasi akibat belajar secara daring dapat dikejar. Apalagi Indonesia menjadi satu dari empat negara di kawasan timur Asia dan Pasifik yang belum melakukan pembelajaran tatap muka secara penuh.

"Tantangan terbesar adalah murid tidak bisa ke sekolah untuk berinteraksi dengan teman dan guru. Sekolah tatap muka sulit digantikan dengan pembelajaran jarak jauh," kata Nadiem belum lama ini.

Nadiem mengatakan saat ini di seluruh dunia belum tersedia vaksin untuk anak, namun banyak negara yang sudah melakukan PTM dengan aman. Sekolah juga bisa melakukan sekolah tatap muka terbatas meski guru belum divaksinasi, selama mengikuti protokol kesehatan dan sesuai izin pemerintah daerah.



Selain itu Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan bahwa penutupan sekolah memiliki dampak negatif bagi perkembangan kesehatan, pendidikan, pendapatan keluarga, dan perekonomian secara keseluruhan. Isu kekerasan domestik juga menjadi salah satu kekhawatiran, sehingga dia menilai diperlukan langkah tegas agar tidak ada satu generasi yang tertahan di belakang.

"Ini (sekolah daring) sudah relatif terlalu lama dan dampaknya bukan cuma pembelajaran, tetapi juga kesehatan perkembangan dan kesehatan mental. Ada orang tua yang tidak mendapatkan kesempatan ekonomi karena tidak bisa kerja di luar. Yang terjadi di Indonesia ada tren anak putus sekolah, penurunan capaian pembelajaran apalagi ketika akses tidak tercapai di daerah," jelas Nadiem.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf mengatakan jangan sampai anak-anak kita itu terlalu asik di rumah, sehingga kehilangan kesempatan untuk sekolah. Pembelajaran tatap muka terbatas menjadi suatu momentum untuk mengembalikan semangat belajar kembali.

"Proses belajar mengajar secara tatap muka menjadi penting untuk menghindari learning loss. Kondisi ketika anak-anak kita akhirnya lebih banyak bermain online, tidur di rumah atau hanya mendengarkan guru tanpa memperhatikan harus kita hadapi dan harus kita ubah," kata Dede.

Dia juga mengungkapkan kendala dalam proses belajar saat ini bukan lagi kuota internet, melainkan pada ketersediaan gawai. Masih banyak siswa yang tidak memiliki gawai sehingga proses belajar pun terhambat.

"Jangan sampai anak-anak kita keburu malas karena terlalu lama di rumah, sehingga tidak ada semangat kembali ke sekolah," ujarnya.

Saat ini beberapa daerah sudah mulai melakukan sekolah tatap muka terbatas , seperti di DKI Jakarta yang menerapkan uji coba pada 85 sekolah. Pada uji coba belajar tatap muka ini, wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan menjadi lokasi dengan partisipasi uji coba terbanyak.

Masing-masing 25 sekolah. Disusul oleh Jakarta Barat sebanyak 18 sekolah, diikuti 10 sekolah di Jakarta Pusat dan 6 sekolah di Jakarta Utara. Sementara, terdapat satu sekolah di Kepulauan Seribu yang turut berpartisipasi.

Salah satunya SDN Cipinang Melayu 08 pagi sudah melakukan uji coba sekolah tatap muka pada 7 April hingga 29 April dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, ada pula di SMK Negeri 32 Jakarta Selatan yang sudah melakukan uji coba sekolah tatap muka dengan sepertiga dari total murid. Kemudian ada juga SDN 05 Pondok Kopi dan SMK 15 Kebayoran Baru Jakarta Selatan yang mulai melakukan belajar tatap muka selama 4 jam.

Bukan hanya di Jakarta, daerah lain seperti DI Yogyakarta juga sudah melakukan uji coba sekolah tatap muka pada 9 sekolah. Sembilan sekolah tersebut antara lain SMA N 1 Pajangan, Bantul; SMK N 1 Bantul; SMA N 1 Gamping, Sleman; SMK N 1 Depok, Sleman; SMA N 2 Playen, Gunungkidul; SMK N 1 Wonosari, Gunungkidul; SMA N 1 Sentolo, Kulon Progo; SMK N 2 Pengasih, Kulon Progo; SMK N 1 Kota Yogyakarta.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dear Bunda, Sekolah Tatap Muka di Kota Depok Dibatalkan Ya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular