EARTH DAY SUMMIT

Awas, Karbon Netral ala Biden Bisa Ancam Ketahanan RI!

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
23 April 2021 09:55
Winter Weather Texas Power Failures
Foto: AP/David J. Phillip

Ambisi Biden muncul sebulan setelah Texas, negara bagian dengan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) terbesar di AS, pada Februari mengalami kelumpuhan jaringan listrik akibat terjangan badai salju dari tanggal 1-20 Februari.

Pada saat badai, produksi listrik PLTB anjlok 93%. Produksi PLTU batu bara didongkrak 47% dan gas melesat 450% untuk menutup kekurangan pasokan listrik. Namun itu tak cukup. Dus, 75% wilayah Texas mengalami mati lampu, yang memakan 70 korban jiwa-sebagian karena kedinginan (hipotermia).

Telunjuk sempat mengarah pada PLTB yang membeku dan tak beroperasi, demikian juga PLTS yang tak dapat pasokan sinar matahari. Maklum saja, energi baru dan terbarukan mengutip data Electric Reliability Council of Texas (ERCOT) menyumbang 35,4% pasokan energi Texas.

qSumber: EIA

Gairah Texas terhadap energi terbarukan mencapai puncaknya pada 2015 ketika negara bagian dengan produksi migas terbesar di AS-sebesar 1,78 juta barel per hari/bph-ini menambah 20 Gigawatt (GW) produksi energi terbarukan (PLTB dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya/PLTS).

Setelah penyelidikan menyeluruh, diketahui bahwa problemnya terletak pada ketiadaan sistem antisipasi musim dingin (winterisasi) baik di pembangkit fosil maupun non-fosil. Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komite Sains, Ruang Angkasa, dan Teknologi DPR AS pada 18 Maret 2021, terkuak bahwa rekomendasi soal winterisasi muncul sejak 2011 tetapi terkendala biaya.

Ironisnya, pemerintah telah menggelontorkan subsidi US$ 80 miliar untuk membiayai proyek energi terbarukan pada 2010-2019. Itu belum memasukkan tambahan US$ 1,5 miliar per tahun dalam bentuk subsidi pemerintah Texas ke energi terbarukan. Besarnya subsidi tersebut berlipat kali melampaui subsidi bagi energi fosil yang diberikan pemerintah AS.

Dalam laporan riset berjudul "The Siren Song that Never Ends: Federal Energy Subsidies and Support from 2010 to 2019" (terbit pada Juni 2020), subsidi yang diterima PLTB di Texas mencapai 17 kali dari subsidi energi fosil, sementara yang dinikmati PLTS mencapai 75 kali.

Brent Bennet, sang penulis laporan yang juga peraih Phd dari University of Texas, menyebutkan problem dalam kebijakan energi Texas terletak pada subsidi energi terbarukan yang sangat besar-sehingga alokasi dana untuk keperluan lain seperti winterisasi menjadi terbatas.

Padahal, data Potomac Economic menyebutkan ketika ada kenaikan beban listrik justru pembangkit listrik fosil yang digenjot produksinya. Hal ini sangat mudah dipahami karena sifat energi terbarukan memang intermiten (produksinya naik-turun mengikuti kondisi alam).

"Alih-alih memperbaiki lubang di pasar energi, subsidi energi ini justru menciptakan lebih banyak lubang dengan menumbuh-kembangkan industri dan subindustri yang eksistensi dan labanya bergantung pada dukungan pemerintah," tulis Brent, selaku analis kebijakan Texas Public Policy Foundation di dalam laporan tersebut.

(ags/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular