
Ruang Mal Baru Banyak Belum Terisi, Tenan Takut Ekspansi

Jakarta, CNBC Indonesia - Masa pandemi Covid-19 belum berakhir tapi banyak mal yang akan dibuka pada tahun ini. Penyewa mal mengakui kunjungan mal saat ini masih turun, tapi ekspansi masih harus dilakukan sebagai ancang-ancang kondisi ekonomi membaik.
Dewan Penasehat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Tutum Rahanta, mengakui memang masih ada beberapa peritel yang melakukan ekspansi di masa pandemi. Karena melihat kebutuhan itu ada dan peluang dari lokasi pusat belanja baru yang bisa tergarap.
"Saya kira peritel tidak bisa berhenti, pasti kita berkembang dengan kehati-hatian yang tinggi. Tapi harus melihat wilayahnya dimana. Penyewa banyak tutup juga karena lokasi jelek. Tapia da juga yang buka baru pasti sudah dilihat dengan perhitungan yang cukup matang," kata Tutum kepada CNBC Indonesia, Kamis (22/4/2021).
Dia mencontohkan misalnya ada wilayah baru yang baru dikembangkan, tentu itu membutuhkan pusat perbelanjaan. Karena selalu ada pasar yang harus diisi oleh penyedia barang kebutuhan. Terlebih jika lokasi itu berada dipasar yang daya belinya masih tinggi.
Terlebih tahun ini ekonomi dipredksi bangkit mencapai 5% ditahun ini, tentu pebisnis mulai mencari peluang untuk mendapatkan cuan di masa depan. Walaupun penyewa mal masih pilih - pilih dimana lokasi mal yang lebih menguntungkan.
Mengutip laporan Colliers Indonesia ada tujuh mal di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Mulai dari Pondok Indah Mall 3 (sudah beroperasi), Aeon, Mall Tanjung Barat, Southgate Complex, Green Walk, Paradise Walk, Ekspansi Margo City, Lippo Mall East Side.
Tutum menambahkan tiap perusahaan ritel memiliki kondisi keuangan yang berbeda. Banyak penyewa lahan mal yang tutup juga karena memang ada masalah internal dari perusahaanya. Dia melihat masih ada beberapa ritel yang mau melakukan ekspansi di mal baru, walaupun enggan menyebut nama brand ritel itu.
Ketua Umum Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan tingkat okupansi mal juga hanya 60%-70% secara rata-rata nasional. Mal baru juga tidak semua terisi secara sepenuhnya.
"Rata rata mereka yang beru buka tingkat okupansi tidak sampai 50% tapi jauh lebih baik daripara tidak membuka sama sekali. Banyak calon penyewa menunda membuka tokonya," kata Aphonzus kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (22/4/2021).
Dari catatan, CNBC Indonesia sekitar 15% atau 953 gerai waralaba tutup sementara dan tutup. Permanen dari 5.621 gerai 30 brand. Diantaranya merupakan gerai yang berdiri sendiri, juga sekitar 13 persen berada di pusat perbelanjaan (mal) dan sisanya berada dikawasan ruko.
Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) juga mencatat sudah 90 toko tutup termasuk supermarket, department store dan tenan lainya tutup selama tiga bulan diawal tahun 2021. Jadi jika dihitung hampir satu toko tutup setiap harinya diseluruh Indonesia.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Parah! Toko-Toko di Mal Banyak Ditutup Hordeng, Bangkrut?