Garis Pantai RI Terpanjang Garam Masih Impor, Aneh Nggak?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
20 April 2021 18:20
Petani Garam
Foto: CNBC Indonesia/ Donald

Jakarta, CNBC Indonesia - Apakah panjang garis pantai berkorelasi dengan kemampuan produksi garam suatu negara? Nyatanya Indonesia yang punya garis pantai terpanjang kedua dunia masih impor garam.

Setiap tahun Indonesia selalu mengimpor garam, bahkan dari data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor garam naik hingga 275% dari Februari 2021 sebanyak 79.929 ton.

Dari tahun 2020 impor garam mencapai 2,61 juta hampir setara dengan 2019 mencapai 2,6 juta ton. Tahun ini pemerintah merencanakan impor garam memang lebih banyak dari tahun sebelumnya mencapai 3 juta ton.

Lantas dengan sebutan negeri maritim yang memiliki panjang garis pantai mencapai 95,181 kilometer menurut dari data Kementerian Kelautan dan perikanan, terpanjang kedua di dunia. Lantas apa tidak bisa Indonesia memenuhi kebutuhan garam di dalam negeri?

"Nggak ada korelasinya, karena gini seperti Kalimantan itu lahannya gambut. Terus daerah khatulistiwa banyak mendung hujan di sana tidak bagus untuk petambak garam di Jawa bagian utara rembang sampai Pati, Cirebon bisa dihasilkan garam karena pantainya landai," kata Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI), Muhammad Jakfar Sodikin, kepada CNBC Indonesia, Selasa (20/4/2021).

"Sementara di Jawa Bagian Selatan pantainya terjal, banyak karang juga ombaknya terjal. Yang ada hanya di pesisir selatan pulau Jawa agak besar tapi butuh bangun tanggul karena ombak besar, ini membuat pemeliharaan makin tinggi," katanya.

Walaupun sekarang sudah ada cara baru dengan sistem tunnel dan prisma tapi belum tentu efisien dari hitungan keekonomian untuk memproduksi garam, karena ada tambahan biaya produksi.

Selain itu, Jakfar juga menjelaskan sistem panen di Indonesia juga tergantung dengan musim panas. Dimana musim panas terjadi mulai dari Juni - September, beda dengan Australia khususnya bagian barat yang musim panas cukup panjang dan suhu tinggi.

"Australia ketebalan garam sampai satu meter, bisa dilewati truk dan tractor semua pake mekanis karena memang dikaruniai iklim kemarau yang panjang," kata Jakfar.

"Beda dengan Indonesia karena curah hujan cukup tinggi, contohnya seperti produksi kemarin hanya 1,5 juta ton, turun dari 2019 sekitar 2,8 juta ton, disebabkan faktor cuaca," kata Jakfar.

Menurut Jakfar motivasi petani garam juga sudah menurun untuk memproduksi. Sehingga ada beberapa tambak yang tidak produksi, disebabkan impor diawal tahun. Sementara petani baru bisa memproduksi di tengah tahun.

"Jadi begitu pasar dibanjiri barang impor apakah ada jaminan membeli produksi garam rakyat? Sementara kebutuhan pasar sudah tercukupi dari impor garam," kata Jakfar.

Saat ini total lahan produksi garam kurang lebih mencapai 24 ribu hektar. Menurut Jakfar sebagian besar sudah di kuasai oleh pengusaha. Saat ini dalam produksi garam Indonesia juga masih tradisional untuk mengutip hasil produksi garam.

"Ketebalan hasil garam Indonesia satu bulan hanya 5 - 7 cm saat dipanen sulit untuk menggunakan alat berat. Istilahnya kita manual 2 hektare diproduksi 10 orang, beda dengan Australia ketebalan garam bisa mencapai 1 meter karena kemarau panjang, jadi bisa pakai mekanis," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramalan Seram 10 Tahun Lagi, RI Bakal Kebanjiran Garam Impor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular