Mudik Dilarang, Pengusaha: Semua Terpukul!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
17 April 2021 05:17
Petugas mengecek tiket keberangkatan penumpang di Stasiun Senen, Jakarta, (9/4/2021). Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah melarang perjalanan kereta api (KA) antar kota dan KA perkotaan selama periode mudik Lebaran 2021. Ini menyusul menindaklanjuti larangan mudik Lebaran 2021 oleh pemerintah mulai 6 hingga 17 Mei 2021. Maryati 39th pulang lebih awal ke Magelang sebelum larangan mudik.   (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Warga melakukan perjalanan dengan kereta api di Stasiun Senen, Jakarta, (9/4/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan dunia usaha merasa terpukul akibat kebijakan larangan mudik Lebaran yang diambil oleh pemerintah pada tahun ini. Tidak hanya sektor transportasi, namun juga ritel, waralaba hingga pariwisata.

"Ini sebetulnya semua terpukul," ungkap Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/4/2021)

Namun, Arsjad menyadari bahwa keputusan tersebut bertujuan untuk mengurangi laju penyebaran kasus positif covid yang sekarang tengah melandai. Sehingga tidak ada pilihan lain selain bersabar. " Kita sedang di mana untuk memulihkan kesehatan," ujarnya.

Dunia usaha juga harus memutar otak agar tidak terpuruk semakin dalam. Apalagi di waktu yang bersamaan ada kewajiban pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) secara penuh kepada karyawan.

"Indonesia buat saya sendiri ya saya merasa setiap pengusaha harus ingin membayar THR tetapi kondisinya harus dilihat bagaimana setiap perusahaan dapat mengatasi mengantisipasi hal itu," terang Arsjad.

Data ekonomi belakangan waktu menunjukkan pergerakan yang lebih baik dibandingkan tahun lalu. Akan tetapi belum bisa disebut pulih keseluruhan. Calon Ketua Umum Kadin tersebut menilai pemerintah harus fokus pada implementasi insentif.

Salah satu pendorong terbesar adalah investasi. Pemerintah sudah siap dengan UU cipta kerja dengan sovereign wealth fund (SWF) di dalamnya. Sekarang menunggu bagaimana itu direalisasikan.

"Roda ekonomi sudah mulai bergerak. Tapi belum pulih. Tapi untuk bisa pulih 100 persen kan butuh insentif supply dan insentif demand. Kalau gak ya gak jalan. Sekarang semua negara sedang fokus untuk itu," paparnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mudik Lebaran Dilarang, Banyakan Untung Apa Ruginya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular