Vaksinasi Mandek, Pemulihan Ekonomi Mungkin Cuma Mimpi...

Maikel Jefriando, CNBC Indonesia
16 April 2021 11:10
Infografis/ 45 Negara Resmi resesi, Ri Di Ujung Tanduk/Aristya Rahadian Krisabella
Foto: Infografis/ 45 Negara Resmi resesi, Ri Di Ujung Tanduk

Jokowi mengingatkan, Indonesia akan berada pada kondisi yang berat bila ekonomi pada kuartal II-2021 tidak tumbuh mencapai 7%, dengan asumsi di akhir tahun sebesar 5%. Periode April - Juni menjadi momentum pembalikan setelah kontraksi dalam pada periode yang sama tahun lalu sebesar -5,32%.

"Ini sangat menentukan sekali pertumbuhan ekonomi kita bisa melompat naik atau tidak. Kalau tidak, kuartal berikutnya kita akan betul-betul sangat berat," jelas Jokowi (15/4).

Berat yang dimaksud Jokowi mungkin mengacu pada ancaman tehadap ekonomi Indonesia di tahun depan, yaitu taper tantrum. Kondisi krisis mini yang mampu mengobrak-abrik pasar keuangan dalam negeri seperti yang terjadi pada 2013.

Pemicunya juga masih sama yaitu Amerika Serikat (AS). Indikasinya sudah terlihat sekarang, ekonomi AS akan tumbuh lebih kencang akibat kebijakan fiskal yang agresif. Ini akan diikuti dengan kenaikan inflasi dan kenaikan suku bunga acuan oleh the Fed. Pada saat itulah dana yang berputar di Indonesia kabur.

"Makanya saya bilang pemulihan ekonomi Indonesia harus lebih cepat sebelum tapering di AS terjadi," kata Ekonom Senior Chatib Basri kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.

Sedikit gambaran pada 2013, rupiah seketika anjlok melewati Rp 10.000 per dolar AS kemudian sampai ke Rp 12.000 per dolar AS. Harga barang impor kemudian melonjak. Termasuk sembako yang banyak juga didatangkan dari luar negeri seperti kedelai, beras, bawang, garam dan lainnya.

Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) saat itu naik sampai 175 bps. Sehingga angan 'budak cicilan' untuk menikmati suku bunga KPR rendah tak akan jadi kenyataan. Pertumbuhan ekonomi kemudian menjadi lebih lambat dari biasanya.

(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular