
Tekan Angka Corona, Mumbai Berlakukan Pembatasan Ketat Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Kota metropolitan Mumbai dan wilayah lain di negara bagian Maharashtra, India kembali menghadapi aturan perbatasan yang lebih ketat selama 15 hari mendatang mulai Rabu (14/4/2021). Langkah ini sebagai upaya menekan lonjakan kasus infeksi virus corona.
Dilansir dari Associated Press (AP News), pejabat tinggi negara menekankan bahwa penutupan sebagian besar industri, bisnis, tempat umum, dan batasan pergerakan orang bukan merupakan penguncian.
Kepala Menteri Maharashtra Uddhav Thackeray mengatakan sebagian besar tempat umum, seperti toko, dan perusahaan akan ditutup mulai jam 8 malam, kecuali layanan penting seperti toko kelontong dan bank.
"Mata pencaharian itu penting, tetapi hidup lebih penting," kata Thackeray, menggemakan pilihan sulit yang dihadapi oleh negara bagian lain di India.
Meskipun negara bagian telah mengumumkan paket bantuan sebesar US$ 728 juta yang akan mencakup bantuan untuk orang miskin, pakar industri mengatakan bahwa pembatasan baru mungkin berakibat fatal bagi bisnis yang baru saja pulih dari resesi ekonomi tahun lalu.
Tahun lalu, penguncian nasional yang tiba-tiba membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan dalam semalam. Terdampar di kota-kota tanpa pendapatan atau makanan, ribuan pekerja migran berjalan di jalan raya untuk pulang. Sejak itu, para pemimpin negara bagian berulang kali menekankan bahwa penguncian lain tidak akan ada.
India telah mendeteksi lebih dari 180.000 infeksi baru dalam 24 jam terakhir, sekitar sepertiga di negara bagian Maharashtra. India sejauh ini telah mengkonfirmasi lebih dari 13,9 juta kasus dan 172.000 orang meninggal dalam jumlah yang mungkin kurang dari jumlah tersebut.
India pada Selasa mengatakan akan mengesahkan vaksin yang telah diberikan persetujuan darurat oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau regulator di Amerika Serikat, Eropa, Inggris atau Jepang. Regulator India juga menyetujui Sputnik V Rusia untuk penggunaan darurat.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak