
Bencana Banjir Bandang NTT: 84 Meninggal, 71 Masih Dicari

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef Nae Soi mengungkapkan 84 warga meninggal dunia akibat banjir bandang dan longsor akibat cuaca ekstrem sejak Minggu (4/4) dini hari yang melanda sejumlah daerah di NTT.
Josef Nae Soi membenarkan bahwa jumlah itu merupakan data teranyar hasil identifikasi terhadap jenazah korban yang ditemukan di lokasi kejadian.
"Korban jiwa total seluruhnya 84 orang dan dalam pencarian yang masih tertimbun 71 orang," kata Josef dalam konferensi pers yang digelar virtual Senin malam (5/4), dilansir CNN Indonesia, Selasa ini (6/4).
Bencana tersebut diklaim merupakan imbas dua bibit siklon tropis yang berada tepat di wilayah NTT. Pulau Adonara di Kabupaten Flores Timur adalah satu dari banyak tempat yang terkena bencana dengan kerusakan dan korban jiwa paling parah.
Secara keseluruhan, ada lima kabupaten dan satu kota yang berada di NTT terkena imbas cuaca buruk.
Pertama, wilayah yang terkena dampak adalah sejumlah desa dan kecamatan yang berada di Kabupaten Flores Timur. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ada delapan desa di empat kecamatan yang disapu banjir bandang.
Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng). Kemudian, Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Kecamatan Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Kecamatan Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Kecamatan Adonara Barat).
Kedua yakni ada di Kabupaten Sumba Timur. Banjir terjadi di empat kecamatan yang ada di kabupaten ini, yaitu Kecamatan Kambera, Pandawai, Karera dan Wulawujelu. Ketiga yaitu Kota Kupang, yang merupakan ibu kota NTT juga dirundung bencana. Angin kencang disertai longsor, banjir rob, hingga gelombang pasang terjadi di wilayah ini.
Daerah selanjutnya atau keempat berada di Kabupaten Lembata. Beberapa lokasi terdampak yaitu Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur yang termasuk di dalamnya Desa Waowala, Tanjung Batu, Amakala, Jontona, Lamawolo dan Waimatan.
Wilayah terakhir yang mengalami bencana di NTT yakni berada di Kabupaten Malaka Tengah dan Ngada. Sejumlah akses di wilayah ini terputus dan terjadi pemadaman listrik hingga internet.
Selain korban jiwa, kerusakan yang belum terdata juga menjadi salah satu imbas akibat banjir bandang ini. Disebutkan ratusan rumah tenggelam dan hanyut terbawa arus, beberapa jembatan juga terputus hingga tak bisa digunakan.
Hal ini jugalah yang menyebabkan akses ke lokasi bencana cukup sulit dijangkau. Meski begitu, saat ini Kepala BNPB, Doni Monardo dan sejumlah tim dari lintas kementerian telah mendatangi NTT untuk melihat dan melakukan evakuasi terhadap warga yang terdampak banjir bandang tersebut.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banjir Bandang NTT Ganggu Pasokan BBM, Ini Solusi Pertamina!
