Cuan, Cuan! Cerita China Berani Bayar Mahal 'Harta Karun' RI

Muh Iqbal, CNBC Indonesia
04 April 2021 13:35
Ilustrasi Sarang Burung Walet (detikFoto/Rachman Haryanto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia ternyata telah membuat kesepakatan dengan China terkait perdagangan internasional. Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau China sepakat untuk mengimpor sarang burung walet dari Indonesia senilai US$ 1,13 miliar atau lebih dari Rp 16 triliun.

"Jadi bisa saya laporkan di sini bahwa kita tadi menyepakati setidaknya 5 perusahaan yang akan mengimpor sarang burung walet dari Indonesia ," katanya saat kunjungannya di China, ditulis kembali Minggu (4/4/2021).

Selain itu, Indonesia juga akan melakukan ekspor dan investasi untuk produk furnitur dari sandalwood (cendana) serta furnitur lainnya sejumlah US$ 200 juta. Ada pula investasi yang mendatangkan 150 perusahaan di Kalimantan Barat yang akan mempekerjakan 3.000 pekerja.

"Ini totalnya semua US$ 1,38 miliar atau lebih daru Rp 20 triliun," tegasnya.

Pada kesempatan, lanjutnya, masih dalam pertemuan bilateral ini, Indonesia berkesempatan untuk berbicara dengan counterpart dari kementerian di Tiongkok. Ada beberapa poin yang penting untuk bisa diberikan.

"Pertama, target baru dalam 3 tahun ke depan kita akan men-triple (tiga kali lipat) perdagangan bilateral kedua negara dari US$ 31 miliar hari ini, menjadi US$ 100 miliar pada tahun 2024," katanya.

Kedua, Indonesia akan mendalami lagi kesepakatan kerjasama perdagangan yang sudah ditandatangani sejak tahun 2011. Yaitu bilateral economic and trade cooperation (BETC) menjadi trade and investment framework agreement (TIFA).

"TIFA akan menjadi jenjang ke lebih tinggi, kemungkinan kita akan membicarakan untuk memperdalam kegiatan perdagangan kedua negara dengan skema comprehensive economic partnership agreement," jelasnya.

Halaman Selanjutnya >> Harta Karun Terpendam


Data Kementerian Perdagangan menyebutkan, Indonesia memasok 38,57% kebutuhan sarang burung walet dunia. Disusul oleh Singapura (28%), China (9,15%), Hong Kong (4,69%), dan Malaysia (4,64%).

"Perdagangan sarang burung walet sangat penting. Nilai ekonomi sarang burung walet mencapai 0,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional," sebut laporan Kementerian Perdagangan.

Meski menjanjikan, tetapi sarang burung walet belum bisa menjadi komoditas andalan ekspor seperti batu bara, minyak sawit mentah (CPO), atau karet. Sampai saat ini, nilai ekspor sarang burung walet masih belum ada apa-apanya ketimbang komoditas-komoditas tersebut.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, ekspor sarang burung yang bisa dimakan (HS 04100010) selama Januari-Oktober 2020 adalah U$ 392,62 juta (Rp 5,53 triliun).

Dibandingkan dengan total ekspor Indonesia yang pada periode tersebut mencapai US$ 131,51 miliar (Rp 1.851,64 triliun), kontribusi sarang burung walet hanya 0,29%.
Namun ada sinyal positif. Laju pertumbuhan nilai ekspor komoditas ini terus melesat, bahkan sangat cepat.

Pada Oktober 2020, ekspor sarang burung walet tumbuh 66,57% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Lebih tinggi ketimbang pertumbuhan bulan sebelumnya yaitu 57,35% YoY.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular