Cerita Teroris & Simpatisan FPI Ingin Ledakkan Pabrik China

Monica Wareza, CNBC Indonesia
03 April 2021 19:34
Anggota kepolisian berjaga melakukan pengamanan di depan Gedung KPU,  Jakarta, Senin,  20Mei 2019. Penjagaan ini juga untuk mewaspadai ancaman terorisme yang mungkin terjadi juga keamanan jelang 22 Mei 2019. Sebagai informasi, tahapan rekapitulasi nasional yang dilakukan KPU sejauh ini menunjukkan pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin masih unggul atas Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Meskipun tanggal pengumuman dikabarkan menjadi target teroris dan akan ada gerakan demo besar-besaran, namun KPU menegaskan jadwal pengumuman tak akan berubah, yaitu tetap 22 Mei 2019.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pengamanan kantor KPU jelang pengumuman hasil Pemilu 2019 (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca-bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Densus 88 Antiteror telah melakukan penangkapan atas teroris di sejumlah wilayah di Indonesia. Di sekitaran ibu kota, yakni Jakarta, Bekasi, dan Tangerang Selatan telah ditangkap sebanyak lima orang.

Dalam keterangannya, kelima teroris yang telah ditangkap ini mengaku merupakan simpatisan FPI. Mereka memiliki niat untuk meledakan industri yang dimiliki perusahaan China di Indonesia hingga SPBU.

Dikutip dari detikcom, salah satu teroris yang tertangkap bernama Ahmad Junaidi menyebutkan bahwa dia sudah mulai menjadi simpatisan FPI sejak Habib Rizieq Shihab kembali ke Indonesia. Dia mengikuti pengajian yang dipimpin oleh Habib Husein Hasni di Condet Jakarta Timur.

Keduanya kini telah ditangkap oleh Densus 88 Antiteror. Ahmad Junaidi ditangkap di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, pada Senin (29/3/2021).

Dalam keterangannya, setelah pengajian biasanya dilakukan diskusi mengenai kondisi negara yang mereka nilai telah dikuasai oleh China. Penguasaan ini termasuk kekayaan alam, serta kekuatan-kekuatannya sudah dikuasai oleh China. Sehingga memiliki rencana untuk meledakan industri China yang ada di Indonesia.

"Setelah kajian, kami banyak membahas tentang keadaan negara yang sudah dikuasai oleh China, masalah kekayaan alam, serta kekuatan-kekuatannya sudah dikuasai oleh China. Akhirnya teman saya bernama Bambang dan Agus memberikan semangat untuk mengajak melakukan peledakan di industri-industri China yang ada di Indonesia," kata dia, dikutip Sabtu (3/4/2021).

Tersangka lainnya mengaku telah belajar membuat bahan peledak jenis TATP setelah kerusuhan di depan Bawaslu pada 21 Mei 2019. Tujuannya adalah ingin menegakkan keadilan dengan cara sendiri terhadap tindakan Brimob kepada demonstran 212.

"Motivasi saya membuat TATP saya merasa negara ini sudah tidak ada keadilan, saya ingin membalas. Sebetulnya bukan ingin membalas, saya ingin menegakkan keadilan dengan cara saya sendiri atas tindakan aparat Brimob yang berlaku sewenang-wenang terhadap demonstran kerusuhan Bawaslu 2019," kata teroris bernama Zulaimi Agus ini.

Simpatisan FPI lainnya Bambang Setiono, yang bergabung sejak Desember 2020 mengaku tengah merencanakan menyerang SPBU untuk menuntut bebas Rizieq.

Selain itu mereka juga merencanakan aksi pelemparan bom kepada orang Tionghoa.

"Merencanakan aksi penyerangan dengan ketapel dan peluru gotri jika terjadi kerusuhan saat demo. Merencanakan pemberian serbuk HClO3 kepada setiap DPC dan DPW wilayah Bandung melalui Habib Nabil dan wilayah Brebes melalui Habib Hasan," kata dia.

Bambang juga mengaku mengetahui rencana penyerangan Habib Husein Hasni kepada anggota kepolisian.

Terakhir adalah Wiloso Jati yang mengaku pernah ditawari untuk menjadi eksekutor untuk melemparkan bom molotov oleh Bambang Setiono. Lalu dia juga belajar untuk cara pembuatan bom dari Zulaimi Agus.

"Habib juga pernah memerintahkan kepada anggota mengisi ilmu kebal di Sukabumi di tempat Haji Popon sebagai pembekalan untuk persiapan aksi," kata dia.

Selengkapnya simak halaman berikutnya >>>>>>>>>


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Penyerang Mabes Polri adalah Perempuan Milenial

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular