
Panas Lagi! China Latihan Tempur Udara di Laut China Selatan

Jakarta, CNBC Indonesia - Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China memulai serangkaian latihan di Laut China Selatan (LCS) pada hari Kamis (1/4/2021). Latihan ini merupakan bentuk negara itu mengenang salah satu pilotnya yang 20 tahun lalu tewas saat pesawatnya diasumsikan bertabrakan dengan pesawat mata-mata Amerika Serikat (AS).
Dalam laporan yang ditulis media pemerintah Global Times, latihan militer itu akan diadakan selama sebulan penuh hingga akhir April 2021.
"Latihan militer akan digelar di zona melingkar dengan radius lima kilometer di Laut China Selatan, sebelah barat Semenanjung Leizhou, mulai Kamis hingga akhir April. Masuknya kapal lain dilarang," demikian bunyi pemberitahuan pembatasan navigasi yang dirilis oleh Administrasi Keselamatan Maritim China di situs webnya pada hari Rabu (31/3/2021).
Pada 1 April 2001 lalu, jet tempur J-8II milik pilot Angkatan Laut PLA Wang Wei bertabrakan dengan pesawat intelijen sinyal EP-3 AS di atas zona ekonomi eksklusif China di tenggara Pulau Hainan. Pesawat AS sedang melakukan pengintaian jarak dekat di wilayah laut yang diklaim banyak negara itu.
Mengingat insiden tersebut, South China Sea Strategic Situation Probing Initiative (SCSPI), sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Beijing, merilis sebuah artikel pada hari Kamis yang menunjukkan bahwa pengintaian jarak dekat militer AS di China telah meningkat selama 20 tahun terakhir. tahun dan risiko insiden serupa lainnya juga meningkat.
Pada tanggal 22 Maret, sebuah pesawat pengintai RC-135U Angkatan Udara AS mendekati wilayah pesisir China Selatan dan hanya berjarak 25,3 mil laut dari garis pangkal laut teritorial China. Selain itu pada 25 Agustus tahun lalu, sebuah pesawat pengintai ketinggian U-2 Angkatan Udara AS masuk tanpa izin ke zona larangan terbang yang merupakan tembakan langsung PLA, kata artikel SCSPI.
Tidak seperti 20 tahun lalu, PLA sekarang mengoperasikan banyak senjata dan peralatan canggih, termasuk jet tempur siluman J-20 dan dua kapal induk. Dan bersama mereka, pasukan PLA hari ini melanjutkan pekerjaan Wang dalam menjaga keamanan China, kata netizen China di media sosial.
Laut China Selatan (LCS) sedang menjadi potensi konflik global yang meluas. Pasalnya China terus mengklaim 90% wilayah lautan itu miliknya dan melakukan ekspansi besar-besaran di lautan yang juga diklaim oleh beberapa negara-negara di Asia Tenggara.
Bahkan, China dilaporkan telah membangun kota seluas 800 ribu mil persegi salah satu kepulauan LCS yang disengketakan, Paracel. Kota itu dinamai Shansa. Luas Itu membuatnya 1.700 kali luas New York City. Di kota itu, China sudah membuat beberapa fasilitas kelas kota yang memiliki fasilitas seperti desalinasi air laut dan fasilitas pengolahan limbah, perumahan publik baru, sistem peradilan yang berfungsi, jangkauan jaringan 5G, sekolah, dan penerbangan charter reguler.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Xi Jinping Usir Kapal AS di Laut China Selatan