Harapan Jadi Nyata untuk Perekonomian Indonesia

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
02 April 2021 13:30
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam Acara Konferensi Pers
Foto: Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam Acara Konferensi Pers "Pembukaan Gelombang Ke-12 Kartu Prakerja". (Tangkapan Layar Youtube PerekonomianRI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setahun lebih Indonesia dan seluruh negara di dunia dibuat tak beradaya oleh pandemi Covid-19. Pandemi virus corona adalah krisis kesehatan yang kemudian berimbas menjadi masalah sosial-ekonomi. Jadi kalau urusan pandemi belum kelar, maka sulit untuk membuat ekonomi bisa kembali 'berlari'.

Sejauh ini, angka penularan atau infeksi baru terus menurun, sementara vaksinasi terus melaju dan menjadi salah satu yang tercepat di Asia Tenggara. Semakin cepat kekebalan kolektif atau herd immunity terbentuk, maka semakin besar pula peluang ekonomi berjalan kembali normal.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) memaparkan, pemerintah telah mengamankan beberapa vaksin.

"Indonesia telah mengamankan lebih dari 420 juta dosis vaksin untuk 180 juta penduduk Indonesia," ungkap Airlangga.

Di antaranya adalah vaksin Sinovac sebanyak 125,5 juta dosis, Novavax 52 juta dosis, Covax/Gavi 54 juta dosis, AstraZeneca-Universitas Oxford 59 juta dosis, dan Pfizer 50 juta dosis. Ini baru untuk kebutuhan 2021, Airlangga menyatakan pemerintah sudah mengamankan vaksin Novavax 22 juta dosis, Covax/Gavi 24 juta dosis, AstraZeneca-Universitas Oxford 23,8 juta dosis, dan Pfizer 16,49 juta dosis untuk 2022.

Selain mengamankan vaksin, Pemerintah juga memberikan sejumlah insentif pajak untuk mendongkrak daya beli. Caranya adalah memberikan insentif Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk perumahan.

Artinya, masyarakat yang ingin membeli mobil dan rumah tidak perlu membayar pajak karena sudah 'ditalangi' pemerintah. Airlangga mengungkapkan insentif ini bisa mendongrak penjualan mobil hingga kembali mendekati 1 juta unit. Sebagai informasi, penjualan mobil sepanjang 2020 adalah 532.027 unit.

Dengan penjualan mobil yang kembali mendekati 1 juta unit, Airlangga menyatakan Indonesia bisa kompetititf ketika masuk ke pasar ekspor. Selain itu, pembiayaan oleh sektor keuangan juga meningkat sehingga menumbuhkan pertumbuhan kredit plus pertumbuhan ekonomi.

"Kita ingin agar utilisasi maupun penjualan kita kembali ke level mendekati 1 juta. Kalau mendekati 1 juta, maka industri ini juga dapat melakukan ekspor secara bersaing. Kemudian sektor ini yang dilakukan financing sekitar Rp 360-an triliun satu tahun. Jadi tentu ketika kapasitas atau penjualan sektor otomotif dan properti cukup baik dan mendorong daya beli masyarakat, secara langsung bisa menambahkan pertumbuhan 0,9-1% dengan multiplier effect-nya," papar Airlangga.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sah! CPO Juga Dilarang Ekspor Per 28 April 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular