
Ini Bocoran Lokasi Smelter Garapan Tsingshan-Freeport

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur berpeluang untuk dipindah ke Halmahera, Maluku Utara bersama perusahaan dari China, yakni Tsingshan Steel.
Padahal sampai saat ini modal yang sudah digelontorkan untuk membangun smelter di Gresik mencapai US$ 300 juta setara Rp 4,2 triliun (kurs Rp 14.000/US$).
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak saat melakukan rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (31/3/2021).
"Kami mendapatkan tawaran juga dari pihak lain, dalam hal ini pihak Tsingshan untuk ada alternatif ke Halmahera. Keputusan apakah di Gresik atau Halmahera belum diambil, tapi yang pasti di Gresik tetap jalan dan sudah dikeluarkan sekitar US$ 300 juta," ujar Orias.
Orias mengungkapkan, jika smelter Freeport dibangun di Gresik, modalnya sekitar USD 3 miliar yang akan ditanggung sendiri oleh Freeport. Dana itu rencananya akan diperoleh dari pinjaman.
MIND ID sebagai pemegang 51% saham Freeport, akan menanggung US$ 1,5 miliar. Biaya tersebut akan masuk dalam biaya operasional Freeport yang berpotensi mengurangi laba. Sedangkan jika dibangun di Halmahera, biayanya tidak sebanyak itu sebab saham Freeport ditaksir hanya 25% di sana.
"Sisanya Tsingshan supaya dana yang dikeluarkan Freeport tidak besar. Itu hitung-hitungan kenapa kita pertimbangkan di sana (Halmahera)," jelas Orias.
Mengenai kepastian pembangunan smelter Freeport kemungkinan akan dilakukan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Hal ini pernah diungkapkan Luhut pekan lalu.
Menurut dia, kedua perusahaan ini akan melakukan penandatanganan secara resmi minggu depan (hari ini atau besok).
"Minggu depan kita akan tanda tangan pembangunan smelter di Wedabe, Freeport dengan Tsingshan," katanya dalam CNBC Indonesia TV bertajuk 'Prospek Industri Minerba 2021', Rabu (24/3/2021).
Adapun berdasarkan laporan Freeport hingga Juli 2020, modal yang sudah dikeluarkan perusahaan di Gresik berasal dari pengerjaan smelter yang dikerjakan PTFI yakni smelter katoda tembaga yang baru dibangun 5,8% sebanyak US$ 159 juta, dan smelter precious metal refinery (PMR) yang realisasinya baru 9,79% dari target di Juli 2020 sebanyak 14,29% sebanyak US$ 19,8 juta.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos MIND ID: Freeport Bangun Smelter Jelas Rugi