Beli Saham Freeport Rp 54 T, RI Dapat Dividen Rp 14 T/Tahun

News - Anisatul Umah, CNBC Indonesia
23 September 2021 17:15
Tambang legendaris Grasberg milik PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Papua akan habis dan ditutup pada pertengahan tahun ini. Sebagai penggantinya, produksi emas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah.

Tambang bawah tanah ini lokasinya persis di bawah Grasberg. Penambangan bawah tanah menggunakan metode block caving, yang merupakan cara penambangan bawah tanah dengan efisiensi sumberdaya yang tinggi untuk melakukan penambangan, di mana blok-blok besar bijih di bawah tanah dipotong dari bawah sehingga bijih tersebut runtuh akibat gaya beratnya sendiri.

Tambang bawah tanah ini sudah direncakan sejak 2004 dan terus dikembangkan hingga sekarang. Ada dua blok tambang bawah tanah Freeport yang jadi andalan saat ini, yaitu Deep Ore Zone (DOZ) dan Big Gossan. Saat ini tengah dikembangkan juga blok bernama Deeep Mill Level Zone (DMLZ).

Di dalam tambang ini, terbangun jalan sepanjang 650 kilometer (km), yang berarti panjangnya lebih dari jarak Jakarta ke Yogyakarta. Jalan di dalam tambang bawah tanah ini akan terus dibangun hingga 1.000 km atau seperti Jakarta ke Surabaya.

Data terakhir produksi rata-rata dari tambang bawah tanah ini adalah 80.000 ton ore (bijih tambang) per hari.

Sampai dengan 2019, Freeport telah mengeluarkan investasi hingga US$ 16 miliar atau dengan kurs, saat ini sekitar Rp 224 triliun untuk pengembangan tambang bawah tanah yang akan menjadi andalan mereka. Ke depan, Freeport yang saat ini 51% sahamnya dimiliki oleh PT Indonesia Alumunium (Inalum) akan mengucurkan lagi investasi hingga US$ 15 miliar atau sekitar Rp 210 triliun untuk tambang bawah tanah tersebut. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel) Foto: Tambang Emas Bawah Tanah Terbesar Milik Freeport (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) menyebut, tahun depan akan membagikan dividen sebesar US$ 1 miliar atau Rp 14 triliun per tahun kepada pemegang saham Indonesia, yaitu MIND ID, yang merupakan holding BUMN pertambangan.

Dividen US$ 1 miliar per tahun ini bahkan bisa diberikan dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas dalam program Mining Zone "Menggali Kontribusi Freeport untuk Papua dan Indonesia" CNBC Indonesia, Rabu (22/09/2021).

Tony mengatakan, proyeksi pembagian dividen sebesar US$ 1 miliar tersebut bisa tercapai dengan asumsi penambangan dengan pola saat ini, target volume produksi tercapai, dan harga komoditas tambang yang tetap tinggi seperti saat ini.

"Dengan pola penambangan yang saat ini, kalau target-target bisa tercapai dengan harga saat ini, bisa berikan dividen MIND ID US$ 1 miliar satu tahun mulai tahun depan atau sekitar Rp 14-15 triliun per tahun," ungkapnya.

Menurutnya, dengan kondisi seperti itu, yakni pola penambangan dan harga yang tinggi, maka diperkirakan Freeport akan mampu memberikan kontribusi ke negara sebesar US$ 45 miliar atau Rp 560 triliun selama masa Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) berlaku ke depannya.

"Kontribusi ke negara Rp 560 triliun atau US$ 45 miliar, kira-kira dan tentu saja dengan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) ini pendapatan provinsi dan kabupaten akan naik signifikan dibandingkan masa Kontrak Karya (KK)," jelasnya.

Apalagi, imbuhnya, kabupaten dan Provinsi Papua memiliki kepemilikan saham 10%, yang artinya juga akan memperoleh pendapatan dari dividen yang dibagikan.

"Di samping pajak-pajak daerah seperti misalnya pajak air permukaan yang tadinya bayar US$ 3 juta, sekarang jadi US$ 15 juta, dan PDB. Ini disepakati di dalam IUPK tersebut," lanjutnya.

Lebih lanjut dia mengatakan ini akan berdampak sangat signifikan bagi perekonomian nasional. Dia mencontohkan, untuk pemerintah Papua, baik provinsi dan kabupaten, akan mendapatkan pajak daerah sebesar Rp 7-8 triliun per tahun.

"Ini untungkan pemerintah, bagi PTFI, dan masyarakat," tandasnya.

Sepeti diketahui, MIND ID telah melakukan pembelian 51% saham PT Freeport Indonesia (PTFI) pada 2018 lalu senilai US$ 3,85 miliar atau setara Rp 53,9 triliun (kurs Rp 14.000/US$). Indonesia di 2021 ini sudah akan mendapatkan pemasukan atau dividen sebesar US$ 200 juta dari PTFI.

Direktur Utama MIND ID, Orias Petrus Moedak, mengatakan dari modal yang sudah keluarkan untuk membeli saham Freeport sebesar US$ 3,85 miliar akan balik modal pada 2025.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Di Tangan Jokowi, Sumber Emas & Tembaga Papua Diolah di RI


(wed/wed)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading