BP Jamsostek Ungkap Penyebab Dana JHT Defisit Terus

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
30 March 2021 16:20
Ilustrasi BPJS Ketenagakerjaan. (Dok: BPJS)
Foto: Ilustrasi BPJS Ketenagakerjaan. (Dok: BPJS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama BP Jamsostek Anggoro Eko Cahyo mengutarakan penyebab dana program Jaminan Hari Tua (JHT) yang terus mengalami defisit. Salah satunya, karena investasi JHT berada di saham dan reksadana.

Menurutnya, porsi dana investasi JHT di saham dan reksadana mencapai 23,9%, sehingga saat terjadi kontraksi di pasar saham maka berimbas ke keuangan BPJS.

"Dari dana JHT yang kita miliki ada 23% dana kita kelola di instrumen saham dan reksadana. Ini sebabkan salah satunya dana JHT rasio tidak 100%, karena ada pergerakan harga di market sejak 2017," ujarnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (30/3/2021).

Menurutnya, sejak Desember 2017, Rasio Kecukupan Dana (RKD) program JHT terus mengalami penurunan. Ini disebabkan Indeks Harga Saham Gabungan yang juga menurun.

Ia menjelaskan, pada Desember 2017 RKD program JHT tercatat 101%, lalu sejak itu tidak pernah lagi mencapai di atas 100%.

"Instrumen saham dan reksa dana memiliki risiko pasar yang menyebabkan timbulnya unrealized loss dimana sejak Januari 2018 sampai dengan saat ini IHSG selalu berada pada level yang lebih rendah," kata dia.

Saat ini, yakni hingga akhir Februari, RKD program JHT sudah mencapai 95,2%. Ini lebih baik dibandingkan dengan Juli 2020 yang RKD nya tercatat 91,4%.

"Jadi, terkait defisit JHT lebih disebabkan karena risko pasar, karena produk JHT sebagian ada di saham dan reksadana," jelasnya.

Oleh karenanya, BP Jamsostek telah menyiapkan tiga strategi untuk mengurangi defisit di program JHT. Pertama yakni mengurangi porsi investasi ke saham dan reksadana.

"Perubahan aset dari saham dan reksadana ke obligasi atau investasi langsung. Ini untuk meminimalisir risiko pasar yang ada saat ini. Sehingga nantinya bobot saham dan reksadana di portfolio JHT akan semakin kecil," jelasnya.

Kedua, BP Jamsostek akan melakukan koordinasi intensif terutama dengan emiten yang memiliki kontribusi unrealized loss dalam portofolio saham untuk mengetahui strategi emiten.

Ketiga, menerapkan metode hasil pengembangan yang memperhatikan kesehatan keuangan dengan tetap memastikan hasil pengembangan di atas suku bunga yang jamin Undang-Undang.

"Ini adalah solusi atau terobosan yang kita lakukan terhadap portfolio dari JHT," tegasnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BPJS Ketenagakerjaan Dukung Kesejahteraan Pelaku Olahraga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular