RISET KEBIJAKAN

Ini Alasan Ekonomi RI Bakal Pulih dengan Kurva V Tahun Ini

Arif Gunawan & Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 March 2021 15:04
Hyundai Kona (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pameran mobil

Ketika pandemi mendera, Korea Selatan (Korsel) merupakan salah satu negara di Asia yang paling terpukul. Maklum saja, sektor jasa-sebagai sektor yang paling tertekan oleh pembatasan aktivitas masyarakat-menyumbang 57,1% Produk Domestik Bruto (PDB) mereka per 2019.

Tatakala separuh kontributor mereka itu terpukul, secara bersamaan aktivitas manufaktur yang menyumbang 25,3% dari PDB mereka juga anjlok karena supply chain dunia terganggu. Korsel, bersama China. Jepang, dan Taiwan merupakan motor utama manufaktur di kawasan.

Menghadapi tantangan pandemi, pemerintah Korsel pun mendongkrak belanja masyarakat dengan memberikan pembebasan pajak pembelian mobil selama 3 bulan, pada Maret-Juni. Besaran pajak pembelian dipangkas dari 5% (dari total nilai mobil) menjadi hanya 1,5%, atau maksimum sebesar 1 juta won (setara Rp 12,6 juta) per mobil.

Pajak lainnya seperti pajak pertambahan nilai (PPn) juga dipangkas, bersamaan dengan pemberlakukan kembali pengurangan pajak penjualan sebesar 30% yang berlaku pada Desember 2019. Jika ditotal, penghematan yang dinikmati pembeli mobil bisa mencapai Rp 18 juta.

mobil korselSumber: CEIC

Asosiasi Produsen Mobil Korea (Korea Automobile Manufacturers Association/KAMA) pada 4 Februari mengumumkan bahwa penjualan mobil global anjlok 14% pada 2020, menjadi penurunan yang ketiga tahun berturut-turut.

Negara emerging market termasuk India dan Brazil anjlok lebih dari 20% secara tahunan dan penjualan di Amerika Serikat (AS), Jepang dan Jerman anjlok sekitar 10%. Namun, hal sebaliknya terjadi di Korsel.

Pasar otomotif Negeri Ginseng tumbuh 6,2% menjadi 1.905.972 atau yang pertama kali dalam sepanjang sejarah menembus angka 1,9 juta. Ia menjadi satu-satunya pasar otomotif domestik yang penjualannya meningkat di kala pandemi, sehingga pangsa pasarnya merangsek ke 10 besar dunia yakni di posisi 9, naik dari posisi 12.

Menurut KAMA, rerata harga jual mobil naik dari 32,9 juta won menjadi 35,9 juta won tahun lalu, sementara jumlah mobil impor melampaui angka 300.000 untuk pertama kali dalam sejarah Negeri Ginseng. Pangsa pasar mobil impor juga naik dari 15,3% menjadi 15,9% dari sisi volume, dan naik lagi menjadi 28,1% dari sisi nilai penjualan.

Pada 2020, ada 225.000 mobil hijau (elektrik dan hibrid) yang terjual di Korsel, dan pangsa pasarnya mencapai 11,8% atau pertama kali dalam sepanjang sejarah berhasil menembus level psikologis 10%. Volume penjualan mobil hibrid melompat 66.5% menjadi 173.000 sedangkan mobil listrik hidrogen menembus 5,841 unit.

Berkaca pada Korsel, ada peluang bahwa insentif otomotif di Indonesia benar-benar membantu menggenjot perekonomian karena efeknya langsung dinikmati atau dirasakan oleh konsumen. Terlebih, di Indonesia ada insentif properti yang menyertai.

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular