
Vaksin AstraZeneca Terancam Diembargo Eropa, Ini Penyebabnya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Komisi Uni Eropa (UE) Ursula von der Leyen memberikan peringatan keras kepada perusahaan vaksin asal Inggris AstraZeneca. Raksasa farmasi itu diminta menaati kaidah yang ditentukan UE dalam produksi vaksin.
Bila tidak, kelompok negara itu akan melakukan embargo. Hal ini terkait kontrak distribusi vaksin yang sudah disetujui.
"Saya pikir jelas bahwa pertama-tama perusahaan (AstraZeneca) harus mengejar ketinggalan, harus menghormati kontrak yang dimilikinya dengan negara-negara anggota Eropa, sebelum dapat terlibat lagi dalam mengekspor vaksin," kata von der Leyen dalam konferensi pers sebagaimana dikutip AFP Jumat (26/3/2021).
Ancaman ini juga dilontarkan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Ia menyatakan dukungan kuatnya terhadap rencana Komisi UE tersebut, dengan menyebut kenaifan harus diakhiri.
"Saya mendukung gagasan bahwa kita harus memblokir semua kemungkinan ekspor selama laboratorium tidak menghormati komitmen mereka kepada orang Eropa," katanya.
Fokus terbaru dari ancaman ini adalah pabrik AstraZeneca di Belanda, yang diklaim oleh pemerintah Perdana Menteri Boris Johnson sebagai bagian dari rantai pasokan vaksin Inggris. Hal ini membuat UE khawatir bahwa vaksin yang diproduksi di wilayahnya itu bukan untuk benua biru.
Belanda dan Belgia yang menjadi pusat produksi vaksin UE diketahui memiliki sikap yang berbeda dalam membicarakan dalam embargo ini. Mereka diketahui khawatir bahwa embargo dapat menyebabkan gangguan pada rantai pasokan global dapat mengganggu produksi perusahaan lain.
"Rantai pasokannya sangat rumit, mereka sangat terjalin, jadi bukan hal yang baik secara otomatis jika instrumen baru ini akan diterapkan," kata Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, mengutip contoh pabrik Belgia yang membuat vaksin BioNTech / Pfizer yang juga mengandalkan bahan baku dari Inggris.
Selain untuk Inggris, vaksin AstraZeneca yang diproduksi di UE ini juga didistribusikan ke beberapa negara di seluruh dunia dengan skema COVAX GAVI yang dibentuk WHO. Indonesia sendiri direncanakan menerima 11 juta dosis vaksin itu melalui skema ini
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Astrazeneca Siap Edarkan Vaksin Covid-19 Akhir Tahun 2020
