Ngeri! Dua Ancaman Ini Bikin Sri Mulyani Was-was Lagi

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
25 March 2021 14:33
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Acara Temu Stakeholder Untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional. (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Acara Temu Stakeholder Untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional. (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah bersama stakeholder terus mewaspadai munculnya penularan Covid-19 gelombang ketiga dan proteksi di Eropa.

Seperti diketahui, Eropa menjadi wilayah yang mengalami lonjakan kasus tajam, bahkan dikatakan sebagai serangan virus corona gelombang ketiga. Saat ini pemerintah Eropa tengah mempertimbangkan membentuk aturan perundangan untuk mengurangi bahkan melarang supply vaksin Covid-19 ke luar Eropa.

Adanya upaya proteksi vaksinasi dari Benua Biru tersebut membuat pemerintah Indonesia juga mulai berjaga-jaga atau mewaspadai, karena negara berkembang termasuk Indonesia sangat bergantung terhadap produksi vaksin negara produsennya termasuk Eropa.

Belum lama ini, bahkan otoritas terkait di Eropa sudah melarang melakukan pengiriman vaksin AstraZeneca kepada Australia.

"Semua negara maju mereka saling melakukan proteksi untuk vaksin mereka sendiri. Jadi ini sesuatu yang harus kami waspadai yaitu mengenai jumlah vaksin dan dari sisi munculnya gelombang ketiga di Eropa," jelas Sri Mulyani dalam Temu Stakeholder untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional di Semarang, Kamis (25/3/2021).

Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan pandemi masih menjadi tantangan pemulihan perekonomian pada tahun ini. Bendahara negara berharap pandemi bisa dikendalikan sehingga momentum pemulihan ekonomi bisa diakselerasi.

Oleh karena itu, dia menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan, meskipun sebagian masyarakat telah menerima vaksinasi Covid-19.

"Sehingga tidak muncul lagi dilema rem dan gas, seperti yang selama ini terjadi. Karena, rem dan gas ini kalau covid naik jumlahnya memaksa negara-negara itu melakukan rem persis seperti yang terjadi sekarang di Eropa. Jadi, supaya itu tidak terjadi di kita terutama di kuartal II 2021," tuturnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Sampaikan Kabar Baik Soal Kasus Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular