Mining Forum 2021

Produksi Batu Bara RI 550 Juta Ton/Tahun, 30 Tahun Lagi Habis

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
24 March 2021 20:35
Pekerja melakukan bongkar muat batu bara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (23/2/2021). Pemerintah telah mengeluarkan peraturan turunan dari Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Adapun salah satunya Peraturan Pemerintah yang diterbitkan yaitu Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu Bara di Terminal Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi batu bara Indonesia dalam lima tahun terakhir selama 2016-2020 rata-rata berkisar 531 juta ton per tahun. Tahun ini produksi batu bara RI bahkan ditargetkan mencapai 550 juta ton oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Bila ini terus terjadi terus-menerus, maka bukan tak mungkin sumber daya batu bara Indonesia akan habis pada 20-30 tahun ke depan.

Hal itu disampaikan Ketua Asosiasi Pertambangan Indonesia (Indonesian Mining Association/ IMA) Ido Hutabarat.

"Minimal 20-30 tahun ke depan, akan kehilangan sumber batu bara. Harus antisipasi teknologi green 30 tahun ke depan," tuturnya dalam "Mining Forum: Prospek Industri Minerba 2021 CNBC Indonesia", Rabu (24/03/2021).

Lebih lanjut dia mengatakan, langkah pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah atau hilirisasi batu bara saat ini sudah tepat. Karena ke depan, imbuhnya, dunia akan mengarah pada transisi ke energi hijau.

"Sudah benar dan harus ada grand strategi perencanaan jangka panjang didukung regulasi mendukung ke arah sana," ujarnya.

Seperti diketahui, pemerintah terus mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Bahkan, pada 2025 bauran energi baru terbarukan ditargetkan bisa mencapai 23%.

Namun, sampai akhir 2020 capaiannya baru 11,5%. Artinya, masih perlu kerja keras untuk mencapai bauran energi baru terbarukan tersebut.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengakui capaian bauran EBT hingga akhir 2020 tersebut memang lebih rendah dibandingkan target awal sebesar 13%.

"Penambahan kapasitas terpasang pembangkit listrik berbasis EBT 176 MW di 2020, tidak cukup besar dari target 23% di 2025, karena pandemi Covid-19, ada beberapa pembangkit digeser COD (Commercial Operation Date)-nya mundur ke tahun ini," tutur Dadan saat konferensi pers, Kamis (14/01/2021).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca AS Cabut, Proyek Kebanggaan Jokowi Ini Bakal Dilanjut Prabowo?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular