Internasional

Makau & Hong Kong Setop Vaksin Pfizer, Ini Penyebabnya!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
24 March 2021 11:35
The Pfizer Global Supply Kalamazoo manufacturing plant is shown in Portage, Mich., Friday, Dec. 11, 2020. The U.S. gave the final go-ahead Friday to the nation’s first COVID-19 vaccine, marking what could be the beginning of the end of an outbreak that has killed nearly 300,000 Americans. (AP Photo/Paul Sancya)
Foto: AP/Paul Sancya

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Kesehatan Hong Kong dan Makau menangguhkan penggunaan vaksin corona dari perusahaan AS dan Jerman, Pfizer/BioNTech. Hal ini ditegaskan dua wilayah otonomi khusus China itu, Rabu (24/3/2021).

Ini terjadi setelah ada masalah pada pengemasan botol vaksin. Botol dengan nomor lot 210102 ditemukan memiliki kemasan yang rusak.

"Demi pencegahan, vaksinasi saat ini harus ditangguhkan selama masa penyelidikan," kata pemerintah Hong Kong dalam sebuah pernyataan dikutip dari AFP.

"Vaksinasi dengan produk terkait harus ditangguhkan," kata pemerintah Makau.

Kedua kota itu juga sudah menghubungi Raksasa farmasi China, Shanghai Fosun. Fosun menjadi perusahaan yang mendistribusikan vaksin ini.

Pernyataan dari Hong Kong dan Makau tidak memberikan perincian tentang bagaimana kerusakan bisa terjadi. Tetapi menekankan bahwa ini mungkin tidak mempengaruhi masalah keamanan vaksin.

Meski begitu, pihak berwenang mengaku akan bertindak hati-hati. Beberapa warga Hong Kong, di media sosial juga mengatakan janji vaksinasi mereka batal dengan sejumlah pusat kesehatan.

Walau merupakan kota yang terkenal padat, Hong Kong telah menjaga infeksi tetap rendah berkat beberapa tindakan karantina. Hong Kong mencatat hanya 11.000 infeksi dan 200 kematian sejak pandemi dimulai.

Hal yang sama juga terjadi di Makau. Saat awal corona terjadi, otoritas telah menutup pusat hiburan dan kasino untuk menekan penyebaran.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengumuman: WHO Restui Penggunaan Vaksin Pfizer/BioNTech

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular