Jokowi Ngebet Herd Immunity Cepat Terbentuk! Are You Sure?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
19 March 2021 11:32
Presiden Jokowi tinjau vaksinasi massal di Kota Yogyakarta, Senin (1/3/2021). (Dok: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Jokowi tinjau vaksinasi massal di Kota Yogyakarta, Senin (1/3/2021). (Dok: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam beberapa bulan terakhir, Presiden Joko Widodo (Jokowi) begitu gencar melakukan peninjauan vaksinasi Covid-19 yang digelar secara massal di sejumlah daerah.

Vaksinasi dianggap sebagai game changer, agar Indonesia lepas dari jerat pandemi Covid-19 yang mulanya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China. Kepala negara, bahkan tak pernah bosan menyampaikan harapan itu ke publik.

"Kita harapkan dengan makin banyaknya yang sudah divaksin, nanti akan terbentuk herd immunity, kekebalan komunal dan kita harapkan bisa menekan laju penularan Covid yang ada di negara kita," kata Jokowi saat meninjau vaksinasi massal di Bogor, Jawa Barat.

Ini bukan pertama kali Jokowi melontarkan harapan tersebut ke publik. Dalam berbagai kesempatan saat peninjauan vaksinasi massal, RI 1 kerap kali menyuarakan dengan lantang keinginan keras pemerintah agar herd immunity bisa tercapai dengan vaksinasi.

Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi Massal, Gianyar - Bali, (16/3/2021). (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)Foto: Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi Massal, Gianyar - Bali, (16/3/2021). (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)



Jika pandemi ingin berakhir, herd immunity memang menjadi harga mati. Konsep imunitas populasi dapat terwujud jika sejumlah populasi manusia divaksinasi agar bisa terlindungi dari infeksi patogen yang tengah merebak.

Namun, perlu dilihat lagi seberapa lama vaksin bisa memberikan proteksi dengan menstimulasi pembentukan antibodi. Berbagai studi menyebut, seiring dengan berjalannya waktu kekuatan antibodi akan melemah dan berpotensi kembali terjangkit penyakit yang sama.

Kasus infeksi ulang untuk Covid-19 juga sudah dilaporkan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan daya tahan antibodi Covid-19 untuk saat ini hanya 12-18 bulan saja.

Melihat fenomena tersebut maka mewujudkan imunitas populasi secara global adalah tantangan yang sangat berat mengingat kebutuhan vaksin melebihi pasokan yang tersedia, laju transmisi penyebaran virus terus mengalami kenaikan, tingkat efektivitas vaksin secara komprehensif dan waktu proteksi yang belum diketahui.

Mirisnya lagi, akses terhadap vaksin Covid-19 yang langka tidak terdistribusi secara proporsional. Negara-negara kaya dan maju terus berlomba-lomba mengamankan pasokan vaksinnya.

Jokowi, bahkan sudah menyadari hal itu sejak lama. "Sekali lagi, vaksin yang ada di dunia ini menjadi rebutan 215 negara. Semuanya pengen dapat vaksin," kata Jokowi beberapa waktu lalu.

Hingga saat ini, Indonesia telah menerima kedatangan vaksin sebanyak enam kali sejak 6 Desember 2020 lalu. Saat ini, Indonesia diperkirakan sudah memiliki 40 juta dosis vaksin Covid-19.

Halaman Selanjutnya >>> Apakah Herd Immunity Bisa Tercapai Dalam Waktu Dekat?

Dalam dokumen presentasi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, terungkap bahwa herd immunity bisa tercipta pada 15 Maret 2022 di Indonesia.

Herd immunity bisa tercapai saat 70% dari total penduduk Indonesia yang sudah mendapatkan suntikan vaksin. Untuk mencapai target ambisius tersebut, sebanyak 181,5 juta penduduk Indonesia sudah divaksinasi.

Ketika 70% penduduk Indonesia disuntik vaksin angka reproduksi (Rt) diharapkan sama dengan satu atau kurang dari satu. Artinya, intervensi yang dilakukan pemerintah, fasilitas kesehatan dan masyarakat dikatakan berhasil, penularan Covid-19 bisa ditekan dan dikendalikan.

Dalam pemaparannya herd immunity tersebut bisa dicapai 15 bulan setelah program vaksinasi dijalankan. Tahap pertama penyuntikan vaksin dilakukan pada 14 Januari 2021 silam.

Catatan Bappenas, vaksinasi akan dilakukan dalam dua gelombang. Gelombang pertama dilakukan pada Januari hingga April 2021. Targetnya 1,4 juta tenaga kesehatan, 17,4 juta petugas publik, dan 21,5 juta lanjut usia (lansia).

Gelombang kedua dilakukan pada April 2021 hingga 2022. Vaksinasi akan dilakukan pada 63,9 juta masyarakat rentan atau masyarakat yang berada di daerah dengan risiko tinggi. Selanjutnya masyarakat lainnya dengan pendekatan kluster sesuai ketersediaan vaksin sebanyak 77,4 juta penduduk.

Meski demikian, Bappenas mengungkapkan pandemi Covid-19 di Indonesia masih menunjukkan pencegahan masih belum maksimal. screening dan tracing & tracking masih terbatas, sistem surveilans penyakit belum terintegrasi dan belum real-time, kapasitas pengujian di laboratorium lemah.

Faskes dan Fasmlkes pun belum optimal. Terjadi kekurangan APD (alat pelindung diri), ruang isolasi dan alat test, ruang rawat, ruang ICU, ruang isolasi mandiri dan manajemen kasus lemah atau tatak laksana kasus tidak jelas.

Kapasitas tenaga kesehatan pun masih terbatas. Kekurangan jumlah tenaga kesehatan (nakes), banyak nakes yang tertular dan meninggal dunia.

Selain itu, pemerintah baru bisa menyuntikkan vaksin Covid-19 sebanyak 1 hingga 1,5 juta dosis per harinya pada periode Juli - Desember. Target tersebut molor jauh dari target yang pernah diberikan Jokowi.

"Sebab 75% vaksin kita baru akan datang di Juli - Desember, jadi kita perlu tingkatkan kapasitas vaksinasi sehari mencapai 1-1,5 juta," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja bersama DPR.

Pada periode Januari - Februari, hanya ada suplai vaksin sebanyak 10 juta dosis. Sehingga, pemerintah hanya mampu memberikan suntikan vaksin antara 10 ribu sampai dengan 100 ribu dalam sehari.

Khusus periode Mei - Juni, otoritas kesehatan menargetkan peningkatan vaksinasi Covid-19 dalam satu hari mencapai 500 ribu hingga 1 juta suntikan. Apalagi, pada bulan ini Indonesia diprediksi kedatangan 25 juta vaksin Covid-19.

Namun, harus digarisbawahi bahwa kendala program vaksinasi bukan pada saat pelaksanaan di lapangan melainkan karena ketersediaan vaksin itu sendiri. Maka dari itu, vaksin yang didatangkan perlu tiba tepat waktu agar segera didistribusikan ke daerah.

Terlepas dari berbagai masalah di atas, apakah keinginan Jokowi agar herd immunity bisa tercapai dalam waktu dekat? Semoga...

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular