Bawa-bawa Jokowi-Luhut, Tanimbar Ngotot PI 6% di Blok Masela!

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
18 March 2021 06:00
SHELL
Foto: REUTERS/Arnd Wiegmann

Seperti diketahui, pengembangan Blok Masela merupakan salah satu investasi strategis di sektor minyak dan gas. Kontraktor proyek adalah Inpex Corporation dengan nilai investasi diperkirakan mencapai Rp 288 triliun atau US$ 22 miliar sampai 2027.

"Ini adalah sebuah investasi yang sejak kita merdeka, ini investasi yang paling besar dan dari sisi dampak nantinya itu bisa ratusan ribu yang bekerja di sana apabila dikembangkan ke derivatif di bawahnya, petrochemical-petrochemical, ini yang saya sampaikan terus akan kita kawal," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (19/7/2019).

Jokowi berharap proyek ini bisa dimulai sesuai jadwal, dan di 2027 sudah mulai beroperasi. Lewat proyek ini, Jokowi mengatakan, akan ada modal asing yang masuk dan bisa membantu pertumbuhan ekonomi.

"Saya minta local content setinggi-tingginya, penggunaan tenaga kerja karyawan dari daerah lokal dan indonesia juga sebanyak-banyaknya," paparnya.

Namun, dalam perjalanan, ada sejumlah dinamika. Salah satunya adalah kepergian Shell Upstream Overseas Ltd. VP Corporate Services Inpex Masela Henry Banjarnahor mengatakan jika Shell sudah melakukan penghitungan ulang soal keterlibatannya dalam proyek tersebut.

"Mereka (Shell) melihat global portofolio mereka di seluruh dunia dan mereka menganggap bahwa investasi di negara lain lebih menguntungkan mereka, jadi mereka mengutamakan itu," kata Henry saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Senin (24/8/2020) lalu.



"Sebetulnya proses divestasi di dalam kegiatan usaha hulu migas itu adalah sesuatu hal yang biasa. Partner (mitra) itu datang dan pergi. Jadi, mereka datang ke Inpex mengatakan bahwa mereka ingin mendivestasikan working interest-nya di blok Masela," tuturnya.

Lebih lanjut Henry mengatakan jika Inpex punya pandangan berbeda dengan Shell mengenai masa depan konsorsium. Sebagai operator, dia menjamin Inpex tetap pada komitmennya untuk melanjutkan proyek ini dan bekerja sama dengan SKK Migas.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Basilio Araujo lantas membeberkan situasi terkini pengembangan Blok Masela dalam media briefing virtual, Rabu (17/2/2021).

"Terkait Blok Masela yang ditinggal Shell, saat ini kami melakukan komunikasi dari kedutaan kita dan partner kita sampaikan untuk sementara ini Shell sedang melakukan bidding pemegang saham baru," katanya.

Sambil menunggu kelanjutan Shell melakukan divestasi PI sebesar 35%, Basilio bilang proyek itu tetap berjalan. Studi analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah divalidasi pada bulan Desember 2020 lalu.

Sementara rapat dari komite tim teknis perihal amdal juga akan dilakukan tahun ini terkait dengan data hidrologi dan data terumbu karang pada Maret 2021.

(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular