Menkes: Negara Bisa Tak Mampu Biayai Kesehatan di Masa Depan

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
17 March 2021 15:53
Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin
Foto: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti adanya pertumbuhan biaya kesehatan yang meningkat dengan pesat, bahkan pertumbuhannya lebih signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di suatu negara.

"Dalam 20 tahun terakhir hampir di seluruh dunia, hampir semuanya pertumbuhan biaya kesehatan lebih besar dari pertumbuhan ekonomi. Hal ini akan sangat mempersulit untuk jaga kesinambungan sistem pembayaran kesehatan kita," jelas Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Rabu (17/3/2021).

Jika biaya kesehatan tersebut dibiarkan, Budi khawatir akan ada suatu saat di mana anggaran negara tidak mampu memenuhi untuk membiayai layanan kesehatan kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Semua negara saat ini, kata Budi sudah menaruh prioritas yang tinggi untuk memastikan layanan kesehatan bisa berkesinambungan dan berkelanjutan.

Di seluruh dunia, kata Budi juga menyoroti biaya layanan kesehatan per kapita belum efektif untuk meningkatkan kualitas kesehatan yang tercermin dalam life expectancy atau harapan hidup rata-rata masyarakat.

Budi memberikan contoh, negara maju seperti Amerika Serikat (AS), biaya kesehatan per orang per tahun sekitar US$ 12.000 dan memiliki life expectancy 79 tahun.

Sementara itu, di Jepang biaya kesehatan di bawah US$ 5.000, jauh dari yang dianggarkan oleh pemerintah AS, tapi life expectancynya di atas AS, yakni 84 tahun. Di sisi lain, di Kuba biaya kesehatan per kapita di bawah US$ 1.000 per tahun, tapi life expectancy-nya sama dengan AS yakni 79 tahun.

Oleh karena itu, kata Budi seluruh negara saat ini, termasuk Indonesia sedang melakukan kajian mendalam mengenai standar produktivitas dan efektivitas layanan kesehatan agar tidak terus menerus naik jauh tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi. Caranya lewat mengatur ulang kebutuhan dasar kesehatan (KDK).

"Kami sampaikan KDK ini selain harus jawab dua isu global tadi, harus menjawab target pencapaian prioritas yang ada di RPJMN," jelas Budi.

"Tanpa memberikan produktivitas atau target spesifik yang menunjukkan uang yang kita spending, membuat rakyat hidup lebih sehat. Artinya bukan obati yang sakit, tapi bangun orang yang sehat," kata Budi melanjutkan.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Selain BGS, 11 Menkes Negara ini tak Berasal dari Dunia Medis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular