Bos Kadin Tak Paksa Vaksinasi Mandiri: Bila Mampu, Silakan!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
15 March 2021 20:54
Ketua KADIN Rosan P Roeslani di acara APINDO bersama KADIN dan HIPMI  menggelar acara Business Gathering bertema
Foto: Ketua KADIN Rosan P Roeslani di acara APINDO bersama KADIN dan HIPMI menggelar acara Business Gathering bertema "Outlook Perekonomian dan Fiscal Policy 2020". (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memastikan vaksinasi Covid - 19 mandiri atau gotong royong gratis untuk karyawan. Hal ini disampaikan Ketua Kadin Rosan Roeslani, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI, Senin (15/3/2021).

"Memang filosofisnya vaksin mandiri itu gratis. Penerima akan gratis. Memang ini di perusahaan yang membayar kepentingan pekerja tidak boleh dikenakan biaya dalam bentuk apapun termasuk pemotongan gaji," jelasnya.

"Dari perusahaan yang mendaftar juga sifatnya sukarela, tidak ada tekanan. Kalau mampu silakan daftar," tambahnya.

Rosan menjelaskan kriteria perusahaan yang mendaftarkan harus berbadan hukum resmi seperti PT atau CV. Dia memastikan tidak ada duplikasi data dalam pendaftarannya karena sudah dilakukan dengan satu pintu melalui Kadin, juga sudah dilakukan cleansing data agar tidak adanya duplikasi penyalur vaksin dan penerima vaksin.

"Kami yakin data kami detail termasuk dengan format NIK. Tidak ada duplikasi data Insya Allah. Terkait Faskes vaksin gotong royong menggunakan rujukan dari Biofarma, tentunya yang sudah memenuhi syarat, khususnya fasilitas cold chain," jelasnya.

Saat ini sudah ada 7,4 juta peserta vaksinasi dari 11.542 perusahaan yang mendaftar. Sementara dosis vaksin yang sudah mendapat komitmen dari produsen vaksin mencapai 20,2 juta dosis melalui Biofarma. Rosan yakin seiringnya waktu jumlah pendaftar vaksinasi mandiri akan meningkat sejalan dengan dosis yang tersedia.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani, mengatakan jajarannya siap melakukan sosialisasi terkait vaksinasi mandiri, agar jumlah pendaftar terus meningkat.

"Kami bertugas melalukan spesialisasi melalui asosiasi untuk berpartisipasi untuk perusahaan yang punya kemampuan. Jumlah target 20 juta penerima vaksin belum termasuk yang BUMN,"jelas Shinta.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonom Tak Rekomendasikan Vaksinasi Mandiri, Ini Alasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular