
Transisi Blok Rokan, Begini Update Dari Chevron & Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI), selaku operator Blok Rokan telah menyerahkan data kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Data tersebut di antaranya data produksi, eksplorasi, dan pendukung kegiatan operasi. Sonitha Poernomo selaku Manager Corporate Communication PT CPI mengatakan ini menjadi komitmen Chevron jelang transisi Blok Rokan pada 9 Agustus 2021 mendatang.
"Perusahaan kami berkomitmen untuk melaksanakan proses transisi Blok Rokan ini secara selamat, andal, dan lancar sehingga blok ini terus memberikan manfaat optimal," paparnya dalam keterangan tertulisnya, Senin, (15/03/2021).
Menurutnya Chevron berharap agar alih kelola Blok Rokan bisa menjadi salah satu rujukan bagi peralihan wilayah kerja migas lainnya di Indonesia. Sonita menyebut sejak Agustus 2020 hingga sekarang, Chevron telah menyerahkan semua data yang masuk di dalam termination checklist kepada SKK Migas.
Data tersebut termasuk yang berkaitan dengan geologi dan geofisika, perizinan, prosedur standar operasional (SOP), fasilitas produksi, pertanahan, kontrak barang dan jasa, sumber daya manusia dan program pengembangan masyarakat.
Menurutnya penyerahan data lebih awal ini dalam rangka mendukung proses transisi agar berjalan dengan lancar. Blok Rokan merupakan salah satu blok migas terbesar di Indonesia.
Chevron berkomitmen pihaknya secara intensif akan berkoordinasi dengan SKK Migas dan PHR untuk membahas berbagai aspek teknis proses transisi. Meski transisi sudah tidak lama lagi namun menurutnya para karyawan tetap fokus mengoperasikan Blok Rokan secara selamat dan andal.
"Tahun lalu kami tetap mampu memenuhi target produksi yang ditetapkan Pemerintah," ungkapnya.
Sebelumnya, Penasihat Ahli SKK Migas Satya Widya Yudha mengatakan, potensi minyak di Blok Rokan diperkirakan masih besar yakni mencapai 2 miliar barel. Melihat potensi yang besar ini, maka menurutnya Blok Rokan akan tetap menjadi tulang punggung produksi migas nasional dalam jangka waktu yang lama.
Melalui produksi dari lapangan yang telah ada, optimalisasi lapangan, optimalisasi metode water-flood (injeksi air), steam-flood (injeksi uap), serta chemical Enhanced Oil Recovery (EOR).
"Jadi, wilayah kerja ini juga akan menjadi andalan untuk mendukung target produksi minyak 1 juta barel per hari pada 2030," ungkap Satya seperti dikutip dari keterangan tertulis SKK Migas, Selasa (24/11/2020).
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article SKK Migas Ramal Lifting Blok Rokan Rerata 165.000 bph di 2021