
Tak Bisa Lepas, RI Masih Doyan Impor Migas Miliaran Dolar

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia masih belum bisa mencukupi kebutuhan minyak dan gas bumi (migas) dari produksi dalam negeri. Sehingga opsi impor menjadi tidak terelakkan.
Dalam rilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip CNBC Indonesia, Senin (15/3/2021), impor migas di Februari tercatat sebesar US$ 1,3 miliar. Sedikit lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 1,5 miliar.
Porsi paling besar adalah impor hasil minyak sebesar US$ 756,6 juta. Kemudian gas US$ 316,6 juta dan minyak mentah US$ 222,1 juta.
"Untuk migas, penurunan impor minyak mentah 26,3% dan impor hasil minyak penurunan 18,75% dan gasnya masih mengalami kenaikan," kata Suhariyanto dalam keterangan pers virtual
Sementara itu ekspor migas masih rendah atau hampir setengah dari total impor. Sehingga di Februari ada defisit migas sebesar US$ 443,7 juta. Sementara secara kumulatif (Januari-Februari), defisit mencapai US$ 1,1 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laporan ekspor dan impor pada Februari 2021.
Pada periode tersebut, total ekspor tercatat US$ 15,27 miliar atau mengalami kenaikan 8,56% dibandingkan pada Februari 2020 yang mencapai US$ 14,06 miliar.
Adapun ekspor migas tercatat US$ 0,86 miliar dan ekspor nonmigas US$ 14,40 miliar.
Sementara total impor pada Februari 2021 mencapai US$ 13,26 miliar yang terdiri dari impor migas US$ 1,30 miliar dan impor nonmigas US$ 11,96 miliar.
Atas dasar nilai ekspor dan impor maka neraca dagang Indonesia surplus yang mencapai US$ 2,01 miliar.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Ekspor November RI Tertinggi Selama 2020