Kapan Ekspor Lobster Dibuka? Deputinya Luhut: Kajian 2 Tahun!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
10 March 2021 21:06
Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook dengan tema
Foto: Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook dengan tema

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia masih menunda sementara atau moratorium ekspor benih lobster hingga saat ini. Pengkajian moratorium ini apakah akan dibuka atau dilanjutkan diprediksi memakan waktu 1-2 tahun ke depan, dan bahkan berpotensi bertambah jika dibutuhkan.

Pemerintah memberhentikan sementara ekspor benih lobster usai mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo terjerat kasus suap benih benur ini. Penghentian sementara ekspor komoditas diatur melalui Surat Edaran KKP Nomor B.22891/DJP/PI.130/XI/2020.

"Kalau ditanya kapan waktunya paling tidak dalam 1-2 tahun. Tahun ini kita kasih kesempatan pembudidaya kita untuk menghasilkan. Tujuan kita menghasilkan devisa dan membuat masyarakat kita jadi sejahtera," kata Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Safri Burhanudin, dalam diskusi online, Rabu (10/3/2021).

Dia mengatakan periode 1-2 tahun itu setara waktu dua kali musim panen, sehingga pembudidaya dapat melakukan pembesaran lobster hingga dijual dengan harga yang cukup tinggi.

"Selama 1- 2 tahun, dari situ baru kami putuskan, kami buka lagi atau tidak, tergantung dari hasil kajian tim pakar. Baru bisa kita putuskan buka kembali atau tidak," kata Safri.

Dia menjelaskan, logika strategi RI demi merebut dominasi pasar suplai ekspor lobster dari Vietnam sangat memungkinkan. Pasalnya benur yang dikembangbiakkan di Vietnam kebanyakan berasal dari Indonesia. Jika program pembudidayaan berhasil maka, Indonesia akan mengontrol pasar lobster.

Pelarangan ini seharusnya memperkuat pembudidaya lokal. Karena peredaran benih lobster tidak dikirim keluar negeri.

Menurut Safri ini adalah salah satu subsidi atau bantuan dari pemerintah untuk pengembang biakan lobster. Dalam perjalanannya, pemerintah juga bisa membantu dari hal Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam pembesaran lobster.

Safri mengakui bahwa pasar konsumen lobster di Indonesia masih rendah karena kebanyakan warga Tanah Air lebih memilih komoditas udang untuk konsumsi sehari-hari.

Sebab itu, konsumsi lobster paling banyak terdapat di Asia Timur karena digunakan juga sebagai makanan spesial saat perayaan. Tahun lalu, ekspor lobster konsumsi Indonesia mencapai 1.400 ton.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hashim: Kami Belum Dapat Izin dan Belum Ekspor Lobster!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular