
Xi Jinping Minta Militer China Siap-siap, Mau Perang?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping mengatakan militer Negeri Tirai Bambu harus bersiap menanggapi situasi yang sulit dan kompleks saat negara tersebut berhadapan dengan tantangan keamanan.
Xi, yang juga mengepalai Komisi Militer Pusat, membuat pernyataan pada diskusi panel yang dihadiri oleh perwakilan angkatan bersenjata selama sesi legislatif tahunan di Beijing.
"Situasi keamanan negara kita saat ini sebagian besar tidak stabil dan tidak pasti," kata Xi pada Selasa (9/3/2021), dikutip dari South China Morning Post, Rabu (10/3/2021).
"Seluruh militer harus mengkoordinasikan hubungan antara peningkatan kapasitas dan kesiapan tempur, bersiap untuk merespon berbagai situasi yang kompleks dan sulit setiap saat, dengan tegas menjaga kedaulatan nasional, kepentingan keamanan dan pembangunan, dan memberikan dukungan yang kuat untuk pembangunan komprehensif negara sosialis modern."
Xi juga menekankan perlunya pencegahan strategis tingkat tinggi dan sistem pertempuran bersama, serta lebih banyak inovasi teknologi di militer negara tersebut.
Pernyataan Xi muncul setelah Menteri Pertahanan China Jenderal Wei Fenghe pada Sabtu (6/3/2021) sempat menyerukan militer untuk meningkatkan kesiapan tempur, mengatakan keamanan nasional China telah memasuki fase berisiko tinggi.
"Kami menghadapi tugas-tugas yang meningkat dalam pertahanan nasional ... dan kami harus secara komprehensif meningkatkan pelatihan militer dan kesiapan untuk berperang sehingga dapat meningkatkan kemampuan strategis kami untuk mengalahkan musuh kami yang kuat," kata Wei kepada delegasi militer pada pertemuan di sela-sela sesi legislatif.
"Peremajaan besar bangsa China berada pada tahap kritis di mana kita menghadapi peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya serta tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya," tambahnya, memperingatkan bahwa upaya penahanan Amerika Serikat akan "berlangsung selama proses peremajaan nasional China".
China kini menghadapi tantangan di berbagai bidang, dari sengketa perbatasan Himalaya dengan India, ketegangan yang membara dengan Jepang atas Laut China Timur, sengketa wilayah Laut China Selatan, klaim terhadap Taiwan yang menyeret persaingan dengan Amerika Serikat, termasuk over technology.
Halaman 2>>