Parah! Penjualan Mobil Februari Jeblok Gegara Pajak 0%

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
09 March 2021 18:40
Calon pembeli melihat mobil baru di Showroom Suzuki di Kawasan Gading Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (16/2/2021). Pemerintah memutuskan untuk memberikan insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) atau pajak 0%. Insentif tersebut terbagi menjadi tiga tahap yang akan dievaluasi per tiga bulan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Calon pembeli melihat mobil baru di Showroom Suzuki di Kawasan Gading Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (16/2/2021). Pemerintah memutuskan untuk memberikan insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) atau pajak 0%. Insentif tersebut terbagi menjadi tiga tahap yang akan dievaluasi per tiga bulan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Imbas jelang pemberlakuan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang dimulai pada Maret ini membuat penjualan mobil pada Februari lalu anjlok. Banyak masyarakat yang lebih menunggu beberapa pekan demi bisa mendapat diskon belasan hingga puluhan juta. Akibatnya, penjualan bulan lalu sulit tertolong.

"Februari turun sekitar 7% dibanding Januari karena di tengah ada pengumuman itu orang pasti nunggu kebijakan itu keluar. Wholesales atau dari pabrik ke diler ada 49.202, sementara penjualan retail ada 46.943 unit," sebutnya.

Pada Januari 2021 penjualan wholesales  sempat mencapai 52.910 unit. Namun, penjualan pada Februari merupakan tren penurunan selama dua bulan berturut-turut. Pasalnya, pada Desember menuju Januari pun ada penurunan. Pada akhir tahun lalu, penjualan sempat mencapai 57.507 unit. Namun, setidaknya ada potensi peningkatan di bulan ini.

"Kalau untuk mencapai 100 ribu terjual bulan ini masih berat, namun mudah-mudahan samai 70-80 ribu unit," katanya.

Pernyataan itu jika menelisik penjualan selama 9 hari awal. Meski belum mendapat data secara lengkap, namun Kukuh mengaku sudah mendapat laporan bahwa ada peningkatan penjualan dari banyak outlet atau showroom. Bahkan, peningkatannya berkali-kali lipat.

"Beberapa teman melaporkan bahwa oulet-nya itu yang biasa order 5 atau 6 unit sehari, sekarang jadi 20 unit/hari. Atau yang 5, 6, 7 unit sekarang ada yang jadi 25 unit/hari," sebut Kukuh.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Pengumuman Pajak 0%, Penjualan Mobil Februari Hancur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular