
Banyak Gunung Vulkanik yang Bisa Picu Tsunami, Ini Daftarnya

Jakarta, CNBC Indonesia- Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono mengungkapkan saat ini ada 69 gunung api yang dipantau oleh PVMBG. Ada beberapa gunung api di daratan dan laut yang bisa menimbulkan tsunami.
Dia menyebutkan untuk di darat ada Gunung Anak krakatau, Tambora, Rokatenda, Ili Werung, Gunung Ruang, dan Gamkonora.
Sementara untuk gunung api bawah laut di Indonesia ada 6 yang berpotensi, yakni Hobal (Ili Werung), Yersey, Emperor Of China, Neuwerkerk, Banua Wuhu, dan Sangir.
"Dari gunung api tersebut, dua diantaranya dilaporkan berkorelasi dengan kejadian tsunami yakni Hobal dan Banua wuhu. Keduanya posisi kedalamannya kurang dari 200 meter sehingga akan berpengaruh pada pantai atau daratannya," kata Eko dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana, Kamis (04/3/2021).
Dia menyebutkan sudah ada kejadian tsunami yang disebabkan aktivitas gunung api, seperti dari Gunung Anak Krakatau, Tambora, Hobal dan yang masuk dalam pengawasan. Dengan adanya pengawasan maka dapat diketahui aktivitasnya, sehingga tidak terjadi keterlambatan melaporkan aktivitas yang tinggi.
"Tsunami yang disebabkan gunung api bawah laut langka terjadi, tapi sekalinya terjadi potensinya menimbulkan bencana besar, sehingga jika tidak diantisipasi akan menimbulkan kelengahan," katanya.
"Jadi jika ada potensi erupsi akan diinformasikan ke pihak berwenang," lanjut Eko.
Bukan hanya gunung api, Indonesia juga terletak di tiga lempeng utama yang menyebabkan tingginya potensi kendala geologi yang dihadapi. Eko menyebutkan ada lebih dari 2.000 gerakan tanah dalam satu tahun di Indonesia dan sebagian besar terjadi di musim hujan.
Selain itu 12-15% gempa bumi terjadi di Indoensia dan 6-12% diantaranya gempa bumi yang bersifat merusak. Kemudian potensi tsunami dengan ketinggian lebih 3 meter terjadi dalam 10-50 tahun.
"Yang bisa diperbuat ada 2 hal seperti kebencanaan dan penataan ruang. Ada peta geologi dan potensi bencana, kaitannya dengan penataan ruang akan dikaitkan dengan faktor lain untuk rekomendasi penataan ruang dan pengelolaan kawasan," kata Eko.
Badan Geologi menurutnya juga memberikan early warning system, pertama peta kerawanan gunung api, kerentanan gerakan tanah, dan peta kerawanan gempa bumi dan peta kawasan rentan bencana tsunami.
Dia juga menilai pemerintah daerah perlu diberikan wewenang lebih dalam upaya mitigasi bencana, yang selama ini masih berada di pemerintah pusat.:
"Sistem bencana di Indonesia seluruhnya ada wewenang di pusat dan untuk daerah agak berkurang, terkait uu 23 tentang pemerintahan daerah tidak ada kewenangan untuk mitigasi. Ini perlu diperbaiki supaya ke depannya ada peran pemerintah daerah untuk memitigasi bencana," ujarnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gunung Merapi Berpotensi Meletus, Pemerintah Siap?