Sedih, Pasangan Ini Meninggal Bersama Saat Isolasi Mandiri

Redaksi CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
01 March 2021 14:14
In this Wednesday, Feb. 19, 2020, photo, medial workers wearing protective gears move a patient suspected of contracting the coronavirus from an ambulance to the Kyungpook National University Hospital in Daegu, South Korea. The mayor of the South Korean city of Daegu urged its 2.5 million people on Thursday, Feb. 20, to refrain from going outside as cases of a new virus spike.(Kim Jong-un/Yonhap via AP)
Foto: Virus Corona di Korea Selatan. (Kim Jong-un/Yonhap via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kejadian nahas menimpa seorang gadis berumur 11 tahun. Ia mendapati ayah dan ibunya meninggal saat menjalani isolasi mandiri bersama di ruang bawah tanah.

Scott Grennman dan Erika, orang tua gadis tersebut meninggal dalam kondisi berbaring di tempat tidur, beberapa hari setelah menjalani karantina. Mereka memutuskan untuk menjalani isolasi agar sang putri yang merupakan anak satu-satunya tidak tertular.

Meski begitu, beberapa kerabat keluarga mereka mengklaim sang ibu sejatinya telah di bawa ke rumah sakit sebelum meninggal. Sang ibu, kata kerabat keluarga mengatakan telah pulang kembali untuk menjalani isolasi mandiri.

Kepolisian setempat mengonfirmasi bahwa kasus meninggalnya pasangan tersebut terjadi pada18 Februari lalu. Pihak keluarga membagikan kisah ini dalam postingan Facebook, mengungkapkan rasa dukanya dan memohon doa.

"Tolong doakan keluarga saya. Kami kehilangan adik perempuan saya dan suaminya hari ini. Hari yang menyedihkan," pinta Anna Nance Bulliner, saudara sang ibu, dikutip dari Daily Star.

Meski tidak dijelaskan secara rinci gejala Covid-19 yang dimaksud, namun kepergian pasangan ini menjadi sorotan warga setempat karena meninggalkan anak semata wayangnya.

"Dia dinyatakan positif tetapi mereka mengirimnya pulang dan kemudian suaminya di rumah dengan hasil tes positif Covid, jadi mereka berdua dikarantina," kata Duy.

"Kehilangan kedua orang tua pada satu waktu yang Anda tahu untuk anak berusia 11 tahun, sungguh tragis," kata seorang warga setempat.

Beberapa waktu lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sempat menyarankan setiap pasien Covid-19 yang isolasi mandiri, perlu menyediakan pulse oximeter untuk terus memantau kondisi.

Hal ini disebut WHO bisa menunjukkan apakah seseorang bisa dirawat di rumah atau perlu menjalani perawatan intensif di rumah sakit.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Epidemiolog: RI Tak Punya Kewenangan Cabut Pandemi Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular